Sabtu, 12 Mei 2012

keluarga kepiting

Pada saat air laut mulai surut, ibu kepiting & anaknya berjalan² di sepanjang pantai. Mereka bertemu dengan banyak makhluk. Ada manusia yang sedang berjalan², ada anjing, kucing dan lain sebagainya. Sang ibu kepiting mengamati mereka semua, lalu dia mengamati bahwa ada yang salah pada cara berjalan anaknya. "Anakku, mengapa kau tidak berjalan lurus ke depan?" ujar sang ibu kepiting. "Coba kau lihat, manusia, anjing, kucing dan semua makhluk yg kita temui berjalan dgn arah lurus ke depan. Hanya kamu yg berjalan dengan arah menyamping," sang ibu kepiting agak cemas karena merasa anaknya tampak aneh dari yg lain. "Baiklah ibu, aku akan berjalan dengan arah ke depan" ujar sang anak kepiting. Dia berusaha berjalan dengan arah ke depan, tetapi tidak bisa. Si anak kepiting selalu terjatuh saat mencoba. Bahkan dia merasa kaki-kakinya menjadi sakit bila dipaksa untuk berjalan dengan mengarah ke depan seperti yang dilakukan makhluk-makhluk lainnya. "Aku tidak bisa, ibu," ujar si anak kepiting, tetapi sang ibu terus memaksa agar anaknya bisa berjalan lurus. "Coba ibu contohkan bagaimana berjalan lurus ke depan yang benar!" ujar si anak kepiting karena telah putus asa & lelah mencoba, kaki²nya mulai sakit karena memaksa diri untuk menuruti keinginan ibunya. Sang ibu lalu mencontohkan bagaimana cara berjalan lurus ke depan. Nyatanya, sang ibu kepiting tidak dapat melakukan hal tersebut. Dia berkali² terjatuh, bahkan tubuhnya terbalik saat memaksakan diri untuk berjalan lurus ke depan. Ternyata dia sendiri tidak bisa memberikan contoh pada anaknya. Akhirnya sang ibu menyerah & sadar bahwa setiap makhluk punya caranya sendiri-sendiri untuk hidup. Berjalan ke samping di antara makhluk-makhluk yang berjalan lurus ke depan bukan berarti dia aneh atau gagal. Menggali potensi diri jauh lebih baik daripada hanya bercermin dan meniru orang lain. Have a Miracle Ch@​​™

Tidak ada komentar:

Posting Komentar