Rabu, 13 Oktober 2010

Serigala

Kisah ini adalah pengalaman yang paling tak terlupakan yang terjadi lebih dari 40 tahun yang lalu. Suatu pagi di pertengahan Oktober, tim kami yang terdiri dari sopir, tiga teknisi, dan empat penjaga bersenjata, masuk ke truk untuk melanjutkan eksplorasi tambang. Semua orang dari kami memiliki senapan serbu dan pistol. Sebelum kami mulai, seorang kenalan lama saya dari suku Naxi ingin ikut naik dengan kami.

Karena salju semakin tebal di jalan, truk kami akhirnya tidak mampu melanjutkan perjalanan karena roda slip. Kami tidak bisa bergerak maju atau mundur. Kami semua turun dari truk dan berusaha untuk mencari cabang pohon untuk mengganjal di belakang roda.

Pada saat yang sama, kami melihat sekawanan serigala salju dari 200 meter perlahan bergerak mendekati kami. Kami bertanya-tanya apa yang bisa kami lakukan dan merasa sangat was-was.

Tiba-tiba temanku dari suku Naxi itu berteriak "Kembali ke truk, cepat! Ini adalah segerombolan serigala lapar! "

Kami merangkak ke dalam truk. Kemudian kami melihat sekawanan serigala kurus yang kelihatan lapar dan garang. Ketika Wu mencoba untuk meraih senapan guna menembak serigala, temanku merebut senapan itu dan berteriak, "Hai! Apa yang kamu lakukan?" Jangan bermain api dengan serigala!. Hal ini sia-sia karena mereka akan merayap di bawah truk ketika mereka mendengar suara tembakan. Jika itu terjadi, kita adalah daging di talenan. Kawanan serigala akan mengunyah ban kita dan mengumpulkan serigala lebih banyak untuk bertarung dengan kita sampai akhir. "

Saya bertanya, "Apa yang harus kita lakukan?"

Orang Naxi mengatakan "Jangan terlalu cemas, badai salju ini mengurung mereka dan mereka sangat kelaparan. Apakah kita memiliki makanan di truk? "

"Ya", jawab saya.

"OK, lemparkan makanan ke mereka," kata pria Naxi.

Kami semua berusaha melemparkan simpanan makanan kami: daging beku, ham, dan dendeng rusa dari truk. Gerombolan serigala melompat menangkap daging dan memakannya dengan cepat. Mereka kemudian duduk berbaris dan memandang pintu truk. Orang Naxi memerintahkan , "lempar makanan lagi!" Kami melemparkan lebih dari 100 kilogram daging dari truk pertama kali, kedua kami melemparkan sekitar 50 kilo lagi. Saya hampir menangis. Gerombolan serigala melompat ke daging lagi, tapi makan dengan kecepatan yang lebih lambat, kami bisa melihat perut mereka telah terisi. Dalam waktu singkat, mereka telah memakan semuanya dan melihat pintu truk kami lagi.

"Ada makanan lebih banyak lagi?" Orang Naxi menambahkan, "Jangan menyimpan apapun berikan semuanya yang ada dalam truk. Kita selalu bisa membeli lebih banyak ketika kita pergi ke kota. "

Saya berpikir, "Apakah kami mendapatkan kesempatan untuk kembali?" Kami Melemparkan ke mereka apapun termasuk dendeng rusa favorit kami dan biskuit. Mereka makan semua daging, tetapi mereka hanya mengendus biskuit.

Kami menyadari bahwa perut serigala itu cukup penuh, kini sorot mata mereka lembut, dan mereka tidak lagi duduk berbaris. Salah satu dari mereka yang paling besar, berjalan mengelilingi truk dua kali seolah-olah melihat kondisi roda, dan kemudian berlari ke arah hutan diikuti serigala-serigala lainnya.

Kami stres berat dan mulai mendorong truk lagi. Tidak ada yang bisa membantu dan kami mungkin harus bermalam di sana. Saat itu delapan serigala besar keluar dari hutan dan kembali mendekati kami.

Anehnya, setiap serigala membawa ranting di mulutnya. Kami tidak tahu apa yang ingin mereka lakukan, jadi kami merangkak ke dalam truk lagi untuk mengamankan diri.

Dalam sekejap, serigala meletakkan cabang-cabang pohon itu di belakang roda belakang. Saya berteriak gembira, "serigala datang untuk membantu kita."

Kawanan serigala mendengar saya berteriak dan menatapku. Mereka tampak ramah sekali. Segera delapan serigala merangkak di bawah truk dan mulai menggali. Lalu saya melihat salju yang keluar dari kedua sisi truk, beberapa salju meluncur ke lereng gunung dan beberapa menumpuk di pinggir jalan. Setelah beberapa saat, delapan serigala keluar dari bawah truk dan berlari ke depan. Dengan kepala mereka satu arah dan ekor ke bagian depan truk kemudian berdiri di satu baris, mereka mendorong salju dengan mulut mereka. Kemudian saling berhadapan, empat di setiap sisi truk, mereka menendang salju keras dengan kaki belakang-perlahan-lahan permukaan jalan muncul.

Air mata memenuhi mata ini, saya berkata kepada Wang dengan semangat: "Kawanan serigala membantu kita menyingkirkan salju. Cepat hidupkan truk. " Mesin berfungsi dan truk mulai beranjak. Orang Naxi memeluk kami.

Ketika truk bergerak maju, kawanan serigala melompat keluar-dan-selanjutnya mengambil cabang-cabang dari tanah. Setiap kali truk melewati dan mengulangi apa yang mereka lakukan sebelumnya. Ini telah diulang puluhan kali sampai kita melaju lebih dari satu mil dan mencapai puncak gunung. salju tebal, serigala meletakkan cabang

Setelah kami berada di puncak gunung, serigala tidak lagi memegang cabang kayu di mulut tetapi duduk dalam satu baris lagi. Tapi kali ini, salah satu serigala di depan yang lainnya.

Orang Naxi memberitahu kami bahwa serigala itu adalah pemimpinnya dan itu mungkin idenya untuk membantu kami. Kami sangat gembira dan bertepuk tangan berterima kasih. Namun, para serigala hanya memandang kami dan mengikuti pemimpin perlahan berjalan ke atas gunung dan menghilang ke hutan pinus.

Senin, 30 Agustus 2010

Barang berharga yang langka

walaupun emas adalah barang yang sangat berharga,

tetapi bila ditelan orang bisa membuat orang meninggal,

sedangkan serbuk emas jika masuk ke mata orang juga bisa membuat menjadi buta,


sekalipun Permata adalah barang yang sangat berharga,

tetapi tidak dapat menyembuhkan penyakit,

sekalipun Permata sangat mahal jika ditelan tidak akan mengusir rasa lapar.


banyak barang berharga yang telah diberikan Tuhan kepada Manusia,

yang dapat digunakan untuk membuat dunia ini Damai dan Tenang



Manusia tidak menghargai dan tidak mengejar barang berharga yang langka ini . akan tetapi beranggapan mengejar emas dan permata sebagai hal yang paling penting dan berharga dalam hidup ini.

Bagaikan mengejar sesuatu yang mustahil, kelihatannya manusia sudah kehilangan hati nuraninya.



“barang berharga yang langka” adalah kepribadian manusia itu sendiri.

Hanya memiliki nilai moral yang tinggi, pikiran yang murni, semangat hidup yang sehat semua hal ini adalah merupakan barang berharga tak ternilai yang patut dikejar.



perhiasanmu ialah manusia batiniah yang tersembunyi dengan perhiasan yang tidak binasa yang berasal dari Roh yang lemah lembut dan tenteram, yang sangat berharga di mata Allah.

Sabtu, 28 Agustus 2010

Kebahagiaan adalah Kebaikan

Ayah berikan padamu tiga patah kalimat untuk menyertai hidupmu.”

Ayah : Kebahagiaan adalah semacam kebaikan.

Anakku, haruslah senantiasa berbahagia. Ini merupakan kemewahan terakhir bagi kita kaum miskin, jangan punya kebiasaan membuang kebahagiaan begitu saja.

Engkau harus senantiasa berbahagia, baik pada setiap pagi maupun senja hari. Engkau harus belajar mendengarkan bahasa dari segala benda dan mahluk yang berada di dunia ini. Engkau harus mencoba berkomunikasi dengan sungai, gunung dan bumi yang berada di dekatmu.

Di setiap desa kau lewati, engkau harus meninggalkan suara tawamu sebagai kenangan, dengan demikian bertahun-tahun kemudian ketika mereka berbicara tentang dirimu, mereka juga akan teringat bahwa ketika itu pernah ada seorang pemuda atau gadis yang riang gembira melewati desa ini dengan kebahagiaan penuh.

Kebahagiaan adalah semacam kebaikan. Engkau harus senantiasa membawanya di sampingmu, memperlakukannya bagai sebuah sapu tangan dari sang kekasih. Tak peduli berapa pun banyaknya barang bawaanmu.

Walaupun sepatumu telah rusak, kakimu tergores hingga berdarah, engkau juga harus tetap memegang kebahagiaan itu dengan sangat erat, jangan sekali-kali meninggalkannya walau sedetik pun.

Anakku, kebahagiaan adalah semacam kebaikan, karena ia bisa ditularkkan. Engkau harus menularkan kebahagiaanmu kepada setiap orang yang berada di dekatmu, tak peduli dia adalah petani yang sedang kelelahan atau turis yang sedang sakit. Tak peduli dia adalah seorang anak yang tidak memakai sepatu atau seorang ibu yang sedang murung memikirkan berasnya. Engkau harus menularkan kebahagiaanmu itu kepada mereka semua, jadikan mereka semua bunga segar dengan wajah senyum merekah.

Anakku, disetiap desa yang engkau lalui, para penduduk desa akan memperlakukan dirimu bagaikan sanak keluarganya sendiri, mereka akan memberimu air yang manis, mengisi tasmu penuh dengan bekal makanan.

Berikan kebahagiaanmu itu kepada mereka, ingatlah, kebahagiaan adalah kebaikan, dia bisa membuat dirimu hidup dalam hati orang-orang itu selama bertahun-tahun.

Jangan berhenti terlalu lama demi sekuntum bunga

Anakku,dalam perjalanan yang engkau tempuh, engkau akan menjumpai banyak sekali bunga-bunga segar yang belum pernah engkau jumpai dipinggir jalan. Bunga-bunga itu berjaga di pinggir sungai, bernyanyi dan menari tertiup oleh angin lalu.

Anakku, jangan mengabaikan mereka, jangan pernah membiarkan mata kita mengabaikan dan melewatkan suatu keindahan. Engkau harus menikmati gerak tubuh dan suara nyanyiannya, engkau harus merasakan keindahan hidup ini melalui kehadiran mereka. Tidak peduli seberapa jauhnya perjalananmu, tidak peduli betapa sulit dan bahayanya jalanan itu, engaku juga harus berkomunikasi dengan bunga-bunga itu, walaupun hanya menggunakan waktu-waktu saat sedang minum air atau mencuci muka.

Jangan mengabaikan bunga-bunga segar yang tumbuh penuh di pinggir jalan itu. Tetapi ayah beritahukan kepadamu, ketika engkau sedang terbenam dalam keharuman bunga, jangan lupa bergegaslah untuk melanjutkan perjalananmu, jangan berhenti terlalu lama demi sekuntum bunga.

Anakku, hanyalah seorang yang kebetulan lewat di sana. Tujuanmu yang sesungguhnya adalah mengarah di depan sana, perjalananmu masih lama dan panjang. Sepasang matamu masih tetap bersemangat, engkau adalah milik suatu tempat yang nan jauh di sana, tempatmu bukanlah di sini.


Memberikan hadiah kepada orang yang pernah membantu kita



Anakku, Asalkan dalam tubuhmu mengalir darah panas yang menggelora, asalkan engkau mengacungkan obor yang berada di tangan mengusir binatang-binatang buas, cepat atau lambat engkau pasti tiba ditempat yang ingin engkau tuju. Tempat itu adalah suatu tempat yang jauh, itu adalah sebuah desa kebahagiaan.

Ketika engkau berkemas-kemas akan pulang, ayah harus memberitahu dirimu, jangan lupa menyediakan hadiah bagi orang-orang yang pernah membantu dirimu.

Engkau harus ingat dalam perjalananmu, kau pernah minum air yang disuguhkan oleh orang lain.
Engkau pernah makan makanan yang diantarkan oleh orang lain.
Engkau pernah mendengarkan suara nyanyian dari seorang gadis atapun alunan seruling dari seorang pemuda.
Engkau pernah menanyakan jalan pada seorang anak kecil. Engkau pernah melewatkan malam yang sangat pekat dan panjang di dalam rumah kecil milik seorang pemburu.

Anakku, harus mengingat mereka, mengingat raut wajah dan suara mereka. Sebelum engkau kembali, engkau harus menyiapkan hadiah bagi mereka.

Engkau bungkus dengan teliti dan baik beberapa potong kain sutera, beberapa biji batu yang indah. Engkau harus menyediakan bunga segar untuk gadis itu, engkau harus menyiapkan tembakau bagi orang yang tua, engkau mengingat anaik-anak kecil yang jenaka itu, hadiah untuk mereka adalah yang paling mudah tetapi juga yang paling sulit didapat.

Hadiah-hadiah berikut ini sudah lebih dari cukup bagi mereka. Ceritakan pemandangan yang pernah engkau lihat dalam perjalanan, ceritakan cerita yang pernah engkau dengar, juga sampaikan ke mereka pikiran, perasaan dan pengalaman, ceritakan semuanya kepada mereka di pinggir api unggun.

Memberitahukan kepada mereka yang kekurangan air, tempat dimana mereka dapat memperoleh air itu.
Memberitahukan kepada mereka yang sakit, tumbuhan apa yang bisa menyembuhkan penyakit.
Beritahukanlah pengalaman perjalananmu ini kepada mereka, beritahukanlah kepada mereka jalan terjal yang berada di depan sana.

Semuanya ini merupakan hadiah yang terbaik.


Anakku, jangan lupa menyediakan hadiah bagi mereka yang pernah membantu kita, hanya dengan demikian, perjalanan jauhmu baru bisa dikatakan tidaklah sia-sia.

Jumat, 20 Agustus 2010

Pakaian ber-merk

Setiap orang dapat saja memakai pakaian bermerek terkenal, namun tidak banyak yang dapat mengenakannya hingga timbul sense of reality. Karena yang penting bukannya apa yang dipakai, melainkan sesuai atau tidak dipakai.

Ada orang yang mengandalkan benda-benda di luar untuk membangun percaya diri, sehingga mereka mengenakan pakaian dan perhiasan yang mahal-mahal, mengira dapat menimbulkan kesan keanggunan martabat, namun biasanya orang yang paling kita hormati sesungguhnya tidak ada hubungan dengan merek pakaian mereka, melainkan karena moral, karakter dan sikap mereka dalam berprilaku.

Tentunya pakaian dan perhiasan yang indah tentu saja akan menimbulkan dampak berlipat ganda, bila kombinasi pakaian yang sesuai dan harmonis menimbulkan rasa percaya diri, ditambah sikap yang anggun dan karakter yang baik, saya rasa akan sangat excellen.

Pada hakekatnya, asalkan mampu mengendalikan diri, permasalahan dalam kehidupan yang beragam ini dapat diselesaikan. bersyukur dan berserahlah.


Namun, dalam menempuh perjalanan hidup ini, orang yang benar-benar disegani, baik dia mengenakan pakaian bermerek ataupun tidak, dukungan yang dia peroleh pastilah melampaui orang yang sekedar dipenuhi pakaian merek terkenal.
karena Karakter, sikap dan Moral seseorang akan ter-ukir manis di setiap hati orang yang mengalaminya.

Selasa, 13 Juli 2010

Sejarah NOBEL

Sebuah damai di hati dari seorang penemu, ilmu alam, ahli kimia Swedia Alfred Nobel menemukan dinamit. Namun, penemuannya yang dia berpikir akan mengakhiri perang terlihat oleh banyak orang sebagai sebuah produk yang sangat mematikan. Pada 1888, ketika saudara Alfred Ludvig meninggal, sebuah surat kabar Perancis keliru memuat obituari untuk Alfred yang menyebutnya pedagang "kematian."
Dalam sejarah tidak ada yang ingin tertulis di batu nisan dengan kata-kata yang mengerikan itu, Nobel yang sangat terkejut akan pemberiataan di koran dan sanak saudaranya, menginspirasinya memberi penghargaan yang sekarang terkenal Hadiah Nobel.

Siapa Alfred Nobel? Mengapa Nobel mengalami kesulitan saat memulai pemberian hadiah?


Alfred Nobel dilahirkan pada 21 Oktober 1833 di Stockholm, Pada 1842, saat Alfred berusia sembilan tahun, ibunya (Andrietta Ahlsell) dan saudaranya (Robert dan Ludvig) pindah ke St Petersburg, Rusia untuk bergabung dengan ayah Alfred (Immanuel), yang telah pindah ke sana lima tahun sebelumnya. Tahun berikutnya, adik Alfred, Emil, lahir.
Immanuel Nobel, arsitek, pengembang, dan investor membuka ‘machine shop’ di St.Petersburg, menjadi sangat sukses setelah kontrak kerja dengan pemerintah Rusia membangun senjata pertahanan.
Karena keberhasilan ayahnya, Alfred belajar di rumah sampai usia 16. Namun, banyak yang menganggap Alfred Nobel orang berpendidikan. Selain menjadi seorang kimiawan terlatih, Alfred adalah seorang pembaca setia sastra dan fasih berbahasa Inggris, Jerman, Perancis, Swedia, dan Rusia.
Alfred juga menghabiskan dua tahun perjalanan. Dia menghabiskan banyak waktu untuk bekerja di sebuah laboratorium di Paris, tetapi juga melakukan perjalanan ke Amerika Serikat. Setelah kembali, Alfred bekerja di pabrik ayahnya. Dia bekerja di sana sampai ayahnya bangkrut pada tahun 1859.
Alfred segera mulai bereksperimen dengan nitrogliserin, menciptakan ledakan pertama di awal musim panas 1862. Hanya dalam satu tahun (Oktober 1863), Alfred menerima paten Swedia untuk detonator perkusi - suatu "Nobel ringan."
Setelah pindah kembali ke Swedia untuk membantu ayahnya dengan sebuah penemuan, Alfred mendirikan pabrik kecil di Helenborg dekat Stockholm untuk memproduksi nitrogliserin. Sayangnya, nitrogliserin merupakan bahan yang sangat sulit dan berbahaya untuk ditangani. Pada tahun 1864, pabrik Alfred meledak - membunuh beberapa orang, termasuk adik Alfred, Emil. ledakan itu tidak menghambat Alfred, dan hanya dalam waktu satu bulan, ia mengatur pabrik lain untuk memproduksi nitrogliserin.

Pada tahun 1867, Alfred menciptakan dinamit baru dan aman, ledakannya dapat dikendalikan.

Meskipun Alfred menjadi terkenal karena menemukan dinamit, banyak orang tidak tahu Alfred Nobel secara dekat. Dia adalah orang pendiam yang tidak suka menunjukkan ketenarannya. Temannya sangat sedikit dan tidak pernah menikah.
Meskipun ia mengakui kekuatan destruktif dinamit, Alfred percaya itu pertanda damai. Alfred menyampaikan Bertha von Suttner, pembela perdamaian dunia, pabrik saya dapat mengakhiri perang lebih cepat dari kongres Anda. * Suatu hari ketika dua pasukan tentara dapat memusnahkan satu sama lain dalam satu detik, diharapkan semuanya akan mundur dari perang dan menarik pasukan mereka. *
Sayangnya, Alfred tidak melihat perdamaian di masanya. Alfred Nobel, ahli kimia dan penemu dinamit, meninggal pada 10 Desember 1896 setelah menderita pendarahan otak.
Setelah Alfred Nobel dikremasi, keluarga membuka surat wasiatnya. Semua orang terkejut.

Wasiat
Alfred Nobel telah menulis beberapa wasiat selama hidupnya, tetapi yang terakhir tanggal 27 November 1895 - kurang dari satu tahun sebelum ia meninggal.
Akan diberikan hadiah Nobel senilai sekitar 94 persen dari kekayaannya untuk pembiayaan lima hadiah (fisika, kimia, fisiologi atau kedokteran, sastra, dan perdamaian) kepada "orang-orang yang, telah memberikan manfaat besar kepada umat manusia."

* As quoted in W. Odelberg (ed.), Nobel: The Man & His Prizes (New York: American Elsevier Publishing Company, Inc., 1972) 12. * Seperti dikutip dalam W. Odelberg (ed.), Nobel: The Man & Hadiah Nya (New York: American Elsevier Publishing Company, Inc, 1972) 12.
Bibliography Bibliografi
Axelrod, Alan and Charles Phillips. What Everyone Should Know About the 20th Century . Axelrod, Alan dan Charles Phillips. Apa yang Harus Anda Ketahui Tentang Semua orang abad ke-20. Holbrook, Massachusetts: Adams Media Corporation, 1998. Holbrook, Massachusetts: Adams Media Corporation, 1998.
Odelberg, W. (ed.). Nobel: The Man & His Prizes . Odelberg, W. (ed.). Nobel: The Man & Hadiah-Nya. New York: American Elsevier Publishing Company, Inc., 1972. New York: American Elsevier Publishing Company, Inc, 1972.
Official Website of the Nobel Foundation. Situs Resmi Yayasan Nobel. Retrieved April 20, 2000 from the World Wide Web: http://www.nobel.se Diperoleh April 20, 2000 dari World Wide Web: http://www.nobel.se

Jumat, 25 Juni 2010

K E P U A S A N

Antara ketenaran dan kehidupan, atau antara kesehatan dan kekayaan, mana yang kita anggap lebih penting? Antara memperoleh ketenaran dan kekayaan atau kehilangan kebahagiaan dan kesehatan, mana yang lebih kita inginkan?

Jika kita terlalu kikir, kita akan membayar dengan harga mahal. Jika kita berpegang pada kekayaan terlalu banyak, kita akan menderita kerugian besar. Jika kita tahu kapan harus puas, kita tidak akan menderita aib. Dan jika kita tidak tahu ke mana harus berhenti, kita akan menempatkan diri sendiri dalam bahaya.

Mata yang buta cahaya dan buta warna, telinga yang tuli dari suara dan tuli dari kemarahan. Lidah yang mati rasa dari rasa bumbu dan rempah-rempah. Mengejar kesenangan mendorong kita keluar dari pikiran jernih kita. kepemilikan atas harta mendorong kita untuk melakukan hal yang salah.

Jika kita menikmati keinginan tanpa menahan diri, kita akan menuju kehancuran.

Mengambil sedikit, kita akan memiliki lebih. Menginginkan lebih, kita akan terobsesi.

Tidak ada bencana yang lebih besar daripada keinginan tak terpuaskan. Tidak ada yang lebih buruk daripada keserakahan yang tak terbatas. Mereka yang merasa puas akan selalu merasa cukup. Itu sebabnya orang bijak membatasi hal-hal yang berlebihan, pemborosan dan yang bersifat ekstrim.

Menghargai hidup sederhana dan kejujuran yang polos. Memiliki sedikit keinginan dan tidak egois.

Ketika manusia menahan keinginan, akan ada kedamaian dalam pikiran. Ketika ada kedamaian dalam pikiran, akan ada perdamaian di dunia.

Jika manusia mampu memahami orang lain, dia manusia cerdas. Jika manusia mampu memahami diri sendiri, dia tercerahkan. Jika manusia mengalahkan orang lain, dia memiliki kekuatan. Jika manusia menaklukkan diri sendiri, dia memiliki kekuatan yang nyata.

Sepertiga dari manusia ditakdirkan untuk memiliki hidup yang panjang. Sepertiga adalah ditakdirkan untuk memiliki hidup yang pendek. Dan sepertiga yang lain sebenarnya mampu hidup lama tapi terpotong menjadi pendek. Mengapa? Karena mereka terobsesi oleh keinginan mempertahankan hidup mereka. (net/ran)

Jumat, 11 Juni 2010

Kebahagian dari hal kecil

Manusia yang hidup di zaman sekarang ini, amat mendambakan kebahagiaan dalam kehidupannya. Jika demikian bagaimana cara membuat Anda bahagia? Kita bisa berangkat dari hal-hal kecil dalam kehidupan.
Misalnya berjalan-jalan keliling rumah atau taman saat hari cerah selama satu jam, atau dengan membawa anjing kecil berjalan-jalan di luar, atau bisa juga menyibukan diri pada pekerjaan tangan yang disukai.
Kegembiraan kecil jika dikumpulkan akan jauh lebih terasa bila dibandingkan dengan kegembiraan yang meluap-luap namun hanya sesaat.
Kecerdasan merupakan suatu benda yang sangat unik, dia bisa mengingat segala kejadian yang luar biasa, tetapi malah mengabaikan kejadian yang umum, misalnya seperti memperhatikan kecelakaan pesawat, tetapi tidak memperhatikan bahwa di dunia setiap hari ada empat ribu kali lebih pesawat yang terbang dan mendarat dengan selamat.
Kita hanya mengingat kejadian besar dalam kehidupan dan umumnya adalah ekstrim positif atau negatif, maka dari itu ketika kita mengingat kembali seluruh kehidupan kita, bisa salah menganggap bahwa kebahagiaan itu dibangun di atas peristiwa-peristiwa besar, dan mengabaikan peristiwa-peristiwa kecil yang setiap hari terjadi didalam kehidupan kita.
Maka dari itu jangan menjaminkan seumur hidup Anda pada peristiwa besar, misalnya seperti berharap bisa mendapatkan hadiah utama undian, naik jabatan menjadi direktur utama atau mendapatkan keuntungan besar.
Setiap hari ada banyak sekali kejadian-kejadian kecil yang membuat Anda bahagia, jika Anda mau sepenuh hati menemukan kicauan burung dan keharuman bunga, makanan yang lezat, persahabatan yang tulus dan jujur serta pekerjaan yang bermakna. Acapkali berpikir kebahagiaan saat ini sangat penting, karena dia bisa menjadi bantalan penyangga, melindungi Anda dari gempuran kesedihan hati, juga bisa secara langsung mempengaruhi kesehatan Anda.
Jangan selalu tenggelam di dalam kekurangan Anda, ingatlah kebahagiaan bisa memperpendek penantian Anda dan jarak penilaian antara diri Anda sendiri. Anda boleh mengubah dugaan Anda atau lebih mudah mengagumi keunggulan Anda.
Di dalam kehidupan ini acapkali bisa terjadi hal-hal di luar dugaan. Ketika tragedi terjadi di samping kita, tempatkan sebuah “alat penghitung” kebahagiaan dalam hati Anda, serta terus-menerus menambahkan nilai perhitungan itu, maka bisa lebih mudah menyelesaikan kejadian-kejadian yang membuat orang ketakutan.
Marilah menyisakan tempat yang tertinggi di dalam hati, jika Anda bisa demikian maka Anda adalah orang yang bisa dikelilingi oleh kebahagiaan. prm

Jumat, 07 Mei 2010

Kepedulian





Saudara2 TerKasih,

dalam kehidupan ini banyak hal yang terjadi tidak sesuai seperti angan kita sebagai manusia; akan tetapi apapun yang terjadi pastinya TUHAN punya rencana besar atas kehidupan kita masing2 sehingga kita masih diberi kesempatan hidup karena kita berharga di hadapanNYA.

Seperti anak Desak Made Jesiari ini yang ceria bersenandung.
saya percaya anak ini punya potensi yang luar biasa. hasil operasi yang ditangani oleh Prof Sri Malyawan (di RS Sanglah- Denpasar) 2 Jan 2008 sangat bagus. akan tetapi kurangnya penjelasan paska operasi membuat orang tua tidak melakukan treatmen yang seharusnya ditambah keterbatasan finansial keluarga. apa boleh dikata semua sudah berlalu. kami minta bimbingan ke RS Sanglah dengan menyertakan CT Scan dan mendapatkan tanggapan sangat baik. kami diundang untuk konsultasi Prof Sri Malyawan dengan didampingi Dr Ida Ayu Yuli, hasilnya dinyatakan tidak perlu operasi ulang, dirujuk ke Tumbuh kembang setelah pemeriksaan dan akhirnya kami di rujuk ke IRM untuk fisioterapi.

dengan treatmen yang sekarang dijalankan; angan/ cita2 yg paling dekat saya pribadi 6 bulan anak Jesiari bisa duduk. Amin
saya percaya di saat kita memohon, dan percaya dengan Iman akan terjadi; hal ini bisa tercapai dengan komunikasi dan bimbingan Direktur Utama RS Sanglah dan Team melalui Dr Ida Ayu Yuli pastinya sebagai Custemer Service.

Kami yang masih berjuang meng-upayakan anak Jesiari menapaki hidup yang lebih baik sangat membutuhkan dukungan dari semua pihak Targetnya tidak hanya sampai bisa duduk pastinya sampai dengan anak bisa mandiri.

Syukur pada Allah setelah 2 minggu anak D Jesi mendapatkan terapi, ditambah asupan nutrisi yang mulai membaik, karena mulai belajar minum susu kembali dari hanya sanggup 50cc kurang sekarang habis 100cc dan multivitamin dari tumbuh kembang. urat dikepala sudah tidak biru, pipi mulai ada yang menakjubkan adalah bisa tengkureb dan balik terlentang sendiri.

Terima kasih Tuhan, Anak Jesi telah memberi kami banyak pelajaran,
1. Emphaty
2. Komunikasi, dalam arti bisa mendengar dan berani mengutarakan
3. Selalu ceria (anak Jesi yang selalu bersenandung)
4. Usaha dan menjalani dengan hati yang gembira

selanjutnya akan saya up date saat ada perkembangan dan pelajaran yang baru


Salam Kasih

Louisa Sidodana Tjhie

Minggu, 02 Mei 2010

Tumbuh Tegar

Di pinggiran hutan tampak sekelompok bunga bermekaran indah sekali, mereka dengan riang memanggil para lebah dan kupu-kupu, “Hai lebah! Disini ada bunga yang harum dan penuh madu!”, sahut salah satu bunga. Bunga yang lainnya juga tidak mau kalah, “Hai kupu kupu, cepatlah kemari! Bungaku penuh madu yang manis dan lezat”. Bunga pertama tetap tidak mau mengalah, “Itu adalah Lebah bukan Kupu kupu!”, dibalas temannya, “Bukan, itu adalah Kupu kupu!”, “Lebah!, Kupu kupu ! Lebah! Kupu kupu!, kedua bunga itu berdebat. Bunga bunga yang lain tertawa melihat mereka. Ha ha ha ha ha ha. Suasananya sangat ceria.

Diam-diam, dibawah sebuah pohon besar, Nampak sekuntum bunga kecil menatap dengan iri. Bunga-bunga lainnya mencoba mengajaknya, “Bunga kecil maukah ikut bermain dengan kami?” Si bunga kecil dengan ketus menjawab, “Saya tidak mau ikut!. Bunga-bunga lainnya heran, “Mengapa?” Bunga kecil berkata, “Matahari bersinar terik, saya takut sinarnya akan membakar tubuhku”. “Janganlah takut, lama kelamaan akan terbiasa, matahari akan membuat kita tumbuh kuat dan semakin besar”, rayu bunga-bunga lainnya. Tetapi si bunga kecil tetap bersikeras, “Untuk apa saya menjadi kuat dan besar, bukakah sudah ada pohon besar yang selalu melindungku?!’

Tak berselang lama, ternyata hujan. Rintik-rintik air hujan membasahi para bunga, “Wah, turun hujan, turun hujan!”, terdengar teriakan bunga-bunga. “Waktu mandi telah tiba lagi!”, sahut bunga A. Mereka dengan riang bersenandung, “La la hu, la la hu, assyiikk sungguh enak dan nyaman!”. Bunga kecil melihat mereka sambil bergerutu, “Kalian semuanya basah kuyup, apanya yang asyik!”. Beberapa saat, sang pelangi pun muncul, “Hai kakak Pelangi apa kabar?” sapa para bunga, “Kakak pelangi cantik sekali, berwarna warni!” puji bunga A.

“Dimana? Di mana kakak Pelangi? “ si bunga kecil karena tertutup pohon besar tidak bisa melihat pelangi, “Ah sudahlah, kakak Pelangi pasti tidak akan lebih cantik dariku”. Tiba-tiba bunga B berteriak, “Sssstttt, pelankan sedikit suaramu, ada manusia datang!” Dari kejauhan terlihat dua sosok manusia mendekati mereka, salah seorang membawa kapak besar sambil menunjuk, “Itu pohonnya, apa yang saya katakan tidak salah bukan?” Temannya melihat, “Iya, betul! Itu pohon yang sangat besar, ayo kita tebang pohon itu”.

Terdengar suara hiruk pikuk. “Celaka, celaka mereka mau menebang pohon besar ini!” Sang bunga kecil berteriak, “Hentikan, hentikan, pohon ini punyaku!” Melihat manusia terus menerus mengayunkan kapak ke tubuh pohon besar, bunga kecil sambil menangis sambil terus berteriak dan gemetar. Bunga A berkata, “Adik bunga, manusia tidak mengerti bahasa kita”.

Akhirnya pohon besar telah di tebang, dibawah rintik-rintik hujan, sang bunga kecil terkurai lemas. Para bunga merasa iba, “Adik bunga, ayo bangkitlah! Jangan engkau merasa tak berdaya”, Bunga kecil hanya bisa merintih, “Tidak bisa, saya sudah tidak berdaya, saya hanya menunggu ajal”. Bunga A berkata “Jangan berkata demikian, kami semua akan menemanimu”. Langit bertambah gelap, “Lihatlah ada segerombolan awan hitam, kita semua bersiap-siap, hujan lebat akan segera turun!”, bbrr, hujan lebat turun disertai petir, tapi para bunga telah siap menghadapinya. Bunga kecil dengan suara lemas berkata “Saya sungguh kagum, hujan dan badai pun kalian tidak takut.” Bunga A menjawab, “Ini hal biasa, tidak akan mempersulit kami”. Suara bunga kecil makin melemah, “Maaf, saya mungkin tidak bisa setegar kalian, saya harus berpamitan dulu”. Bunga kecillll!

Ketika siuman, bunga kecil masih ditemani oleh teman-temannya. Bunga A berkata, “Bunga kecil, saya mendadak teringat pengalaman yang sama sepertimu” “Benarkah?”, suara bunga kecil masih terdengar lirih. “Iya, waktu itu tubuh kita semua kecil dan kurus, juga tidak tahu bagaimana bentuk hujan badai dan petir”. Bunga B melanjutkan, “Sehingga sewaktu hujan dan badai kami sangat menderita, tetapi kami selalu bersama dan saling memberi semangat”. Para bunga pun mengenang masa lalu, “Setiap kali badai berlalu, kami mengibaskan air hujan dan perlahan-lahan meluruskan badan lalu menyapa paman matahari”. Dan Paman matahari berkata, “Bunga bunga yang tegar, kalian tampak semakin tinggi aja, ha ha ha ha ha ha “ “Segala rintangan malah membuat diri kami semakin tumbuh kuat dan sehat. Bunga kecil, kamu juga bisa seperti kami, bukankah pohon besar itu pun selalu menyemangatimu”. Bunga A menyelesaikan ceritanya.

Bunga kecil terdiam, teringat akan ucapan sahabatnya si pohon besar, “Kamu harus berani dan tegar, jangan lupa bahwa pohon yang besar itupun berasal dari pohon kecil”. Pelan-pelan, bunga kecil berusaha bangun kembali, “Baiklah, saya sekarang akan bangkit dan menjadi tegar”.

Pagi yang cerah, para lebah dan kupu kupu sedang bekerja. Para bunga pun berteriak, “Hai lebah! Disini ada Bunga yang harum dan penuh madu!” Bunga yang lainnya juga tidak mau kalah, “Hai kupu kupu, cepatlah kemari! Bungaku penuh madu yang manis dan lezat”. “Itu adalah lebah bukan kupu kupu!” dibalas temannya, “Bukan itu adalah kupu kupu!” Si bunga kecil ikut berteriak. Bunga kecil telah tumbuh besar dan kuat. Lebah! Kupu kupu ! Lebah! Kupu kupu! Ha ha ha….. Mereka semua tertawa bersama dibawah sinar hangat paman matahari.

Segala rintangan dan kesulitan yang adik-adik hadapi, akan mengembleng kalian semakin dewasa, kuat dan tabah. Yang penting jangan cepat menyerah. Ayo! (hui)

Selasa, 20 April 2010

Melepaskan Nama dan Kepentingan

Pada zaman sekarang ini, jika seseorang yang hidup sampai paruh baya masih tidak dapat melepaskan semua keterikatannya, maka dalam sisa hidupnya akan dirundung oleh kesusahan. Beberapa waktu ini ketika saya bertemu dengan teman kelas SD maupun SMP, walaupun umur mereka hanya 40-an, kebanyakan rambut mereka sudah terlihat rontok dan beruban, sulit dipercaya umur mereka hampir sebaya dengan saya.

Ketika ditanya kenapa mereka kelihatan tua, kebanyakan menjawab karena tekanan kehidupan, keadaan ekonomi. Ketika mereka menanyakan saya bagaimana caranya merawat tubuh sehingga kelihatan awet muda?, saya dengan tenang menjawab : “Manusia jika bisa melepaskan diri dari ketenaran, keterikatan akan nafsu keinginan, orang tersebut akan terasa dibebaskan, jika seseorang dapat mengendalikan hatinya tidak terikat kepada keinginan memandang hampa kepada keinginan duniawi maka dapat hidup dengan tenang, kenapa harus dengan susah payah menghabiskan sisa hidup mengejar semua keinginan ini?.” Seperti sajak Sung Dongpo: “saya sering merenung menyadari bahwa tubuh saya bukan milikku, lalu kapan saya dapat melepaskan diri dari nama dan kepentingan pribadi?

Kata-kata tersebut diambil dari salah satu sajak Dongpo yang terkena berjudul Lin Jiang Xian (orang suci di samping sungai)

Sajak itu kalau diterjemahkan kira-kira artinya berikut:

Pada malam hari pulang ke rumah sudah tengah malam
Pelayan di rumah sudah tidur dengan nyenyak dan mendengkur dengan keras,
Mengetuk pintu tidak ada yang menyahut.

Saya berjalan menelusuri sungai Yangtze,
Di malam yang sunyi, suara aliran sungai terdengar jelas.

Saya menyadari bahwa tubuh saya bukan milikku, kapan saya bisa melepaskan diri dari nama dan kepentingan pribadi?


Diselimuti kegelapan malam, perlahan-lahan hembusan angin sungai seperti berhenti
Terlihat sangat tenang dan damai, serasa perahu yang saya naiki terus melaju, mempercayakan hidup saya pada sungai dan laut ini.
Sajak ini ditulis ketika Dongpo berada di Huangzhou sebagai asisten milisi, dia ditugaskan disini selama 5 tahun, dia sangat tertekan selama beberapa tahun itu, tetapi dia tidak pernah putus asa dalam tekanan hidup itu. Dalam sajaknya terlihat, dia terlihat sebagai seorang yang luar biasa, bukan setiap manusia dapat melewati kehidupan yang demikian. Tidak heran dia dinobatkan sebagai pujangga besar, dia bagaikan tersadar dari mimpinya, ia terlepas dari pengejaran akan nama, ketenaran dan keinginan nafsu, memilih kebebasan akan ketenangan jiwa dan raga. Membuat kehidupan yang singkat ini menyatu dengan alam. Setelah terlepas pengejaran hal-hal yang bersifat duniawi, jiwa dan raganya terasa damai dan indah.

Ribuan tahun sudah berlalu sejak Dongpo menulis sajak tersebut, tapi manusia tetap mengejar ketenaran dan keuntungan, tersesat dalam dunia ini, sepanjang hidupnya sibuk mencari keuntungan. Di dunia ini pemilikan akan harta dan benda sangat terbatas, tetapi sebagai manusia pengejaran akan harta dan benda tidak terbatas. Walaupun manusia di dunia ini tahu “tahu rasa bersyukur akan membuat orang berbahagia” tetapi dalam kehidupan nyata ini sebenarnya hanya ada berapa orang yang benar-benar bisa melepaskan ketenaran dan pengejaran akan harta? Seseorang jika ingin hidup dengan bebas dan bahagia, dia harus bisa melepaskan diri dari ketenaran dan pengejaran harta. Didalam kehidupan manusia jika bisa memandang hampa akan ketenaran dan harta tidak hanya bisa memperpanjang umur juga bisa menenangkan pikiran jiwa dan raga, dengan demikian dapat hidup dengan tenang dan damai.-Hui

Minggu, 18 April 2010

Tiga Permintaan Ter-akhir

Alexander The Great
adalah seorang kaisar yang agung, ketika dalam perjalanan pulang dari menaklukkan beberapa negara, dia jatuh sakit. Pada saat ini negara yang ditaklukan, harta yang dikuasai dan pedang sakti yang dimiliki, kejayaan pasukan untuknya semua ini dirasakan tidak lagi berarti baginya. Dia tahu nyawanya segera akan dicabut oleh Tuhan, dia sudah tidak bisa kembali ke negaranya.
Pada saat ini ia berpesan kepada Jenderalnya: ”Sebentar lagi saya akan meninggalkan dunia ini, saya mempunyai 3 permintaan, kalian harus mengabulkan permintaan yang saya sebut ini.” Jenderal dan para bawahannya menitikkan air mata.
“Permintaan pertama saya adalah peti mati saya harus dokter saya sendiri yang membawa pulang.” Alexander menghela nafasnya, melanjutkan perkataannya:
”Permintaan kedua saya adalah ketika peti mati saya diantar kekuburan, sepanjang jalan yang menuju ke kuburan harus meletakkan emas, permata dan harta karun yang saya miliki.” Setelah menyelimuti dirinya dengan selimut woolnya, memejamkan mata dan beristirahat sebentar, dia melanjutkan berkata:
”Permintaan terakhir saya ialah letakan kedua tangan saya diluar peti mati saya.” Semua orang yang terkumpul disana merasa heran, tetapi tidak ada yang berani bertanya. Jenderal kesayangan Alexander setelah mencium tangannya lalu bertanya:” Paduka, kami pasti akan mengabulkan semuanya sesuai dengan permintaan Paduka, tetapi dapatkah Paduka katakan maksud dibalik ketiga permintaan terakhir Paduka tersebut?”
Alexander menarik nafas panjang dan berkata :”Saya mau semua orang didunia ini mengerti saya baru mendapat 3 pelajaran yaitu
saya menyuruh dokter saya sendiri membawa pulang peti mati saya, karena saya mau orang didunia ini tahu bahwa dokter tidak bisa benar-benar menyembuhkan penyakit, menghadapi kematian dia juga tidak berdaya. Saya harap orang di dunia ini benar-benar bisa menghargai nyawanya dengan tidak melakukan hal-hal berdosa.”

Permintaan kedua yaitu supaya orang didunia ini jangan seperti saya hanya mengejar harta, saya menghabiskan seumur hidup saya hanya untuk mengejar harta benda, tetapi terkadang sia-sia hanya menghabiskan waktu saja.

Permintaan ketiga adalah supaya orang didunia tahu saya lahir dengan tangan kosong, ketika pergi juga dengan tangan kosong.” Setelah habis berkata sambil menutup matanya, Alexander menghembuskan nafas terakhirnya.

Selasa, 13 April 2010

Delapan Taktik Sederhana

Setiap individu memiliki angan-angan besar yang tergantung di sana dalam kehidupan kita. Kita hendak mencapainya, tetapi tampaknya begitu sulit dan ruang kosong dalam kehidupan kita malah tampak begitu kecil.
Luangkan sejenak dan pikirkan apa tujuan besar Anda. Mungkin bisa sesuatu yang sederhana seperti menyelesaikan masalah rumah tangga. Mungkin bagaikan hendak menggapai langit seperti memulai karir baru atau bisnis baru. Atau mungkin sesuatu yang benar-benar gila, seperti pindah ke Norwegia.
Apa pun itu, tetapkan tujuan tersebut dalam pikiran saat Anda membaca delapan taktik di bawah ini. Tanyakan diri Anda bagaimana Anda benar-benar bisa menerapkan masing-masing taktik ke arah tujuan Anda. Pada akhirnya, Anda mungkin hanya menemukan bahwa Anda telah membuat rencana untuk mengubah nasib Anda ke arah yang lebih baik.
1. Berhenti Berpikir Akan Kegagalan
Hal ini sering menjadi pertanyaan besar yang menahan kita untuk mengambil lompatan besar dalam hidup. Kita seringkali memandang tujuan adalah sesuatu yang akan membutuhkan banyak upaya, energi, dan waktu, dan kita tidak dapat membayangkan rasa sakit dan kekecewaan apabila akhirnya tidak berhasil.
Untuk itu, saya mengatakan siapa yang peduli jika tidak berhasil? Jika ini adalah mimpi Anda, proses menuju ke sana seharusnya menjadi hal menyenangkan bagi Anda. Bahkan apabila tujuan yang diraih bukanlah yang Anda impikan, perjalanan ke sana akan terasa menyenangkan.
Saya ingin menjadi penulis fiksi. Selama 15 tahun, belum satu pun fiksi saya yang terbit. Namun saya terus menulis. Mengapa? Karena saya sangat menikmatinya, terlepas dari apakah saya berhasil atau gagal. Saya bahkan tidak pernah berpikir tentang kegagalan. Itu tidak masalah. Saya menulis hal yang saya sukai dan terus mengirimkan tulisan saya, pada poin tertentu saya sudah berhasil sampai ke tahap ini.
2. Pastikan Tujuan Anda Tidak Berlebihan
Tujuan seperti menggandakan empat kali lipat gaji Anda dalam kurun waktu enam bulan akan menjadi bumerang dan tidak akan memotivasi Anda. Tak peduli seberapa baik Anda, hal tersebut tidak mungkin terjadi.
Satu cara baik untuk memastikan tujuan bisa diraih adalah dengan bertanya pada diri sendiri berapa banyak keberhasilan tujuan yang bergantung sepenuhnya pada Anda. Semakin Anda menggantungkan keberhasilan Anda pada diri Anda sepenuhnya dan bukan pada tindakan orang lain, semakin besar kemungkinan Anda akan menemukan keberhasilan.
3. Lakukan Hal Ringan Setiap Hari
Setiap berlalunya hari, Anda harus mengambil beberapa tindakan ke arah tujuan Anda. Berjalan kaki untuk menjaga kesehatan. Bacalah buku untuk menambah pengetahuan Anda. Tulislah 1000 kata per hari (sebagai yang disarankan penulis terkenal Stephen King). Lakukan sesuatu untuk mengembangkan keahlian Anda atau untuk mempelajari lebih lanjut tentang suatu bidang yang sesuai dengan fokus tujuan Anda. Ambillah langkah tambahan yang secara langsung menuju ke sasaran.
Keuntungan besar melakukan hal ini adalah bahwa hal itu membuat tujuan Anda selalu segar dalam pikiran Anda, sementara perlahan-lahan mengurangi kesulitan yang ada. Anda selalu bergerak ke arah yang benar, semakin mendekati sasaran, dan selalu menjaganya dalam pikiran.
4. Carilah Pelaksana
Pelaksana adalah seseorang yang dapat menawarkan solusi netral berkenaan dengan tujuan dan pendekatan Anda untuk mencapainya. Seorang pelaksana dapat memberi Anda lebih dari sekedar pembinaan, seperti mendorong Anda melalui sesuatu yang lebih spesifik, atau lebih sebagai peran pembimbing dengan menawarkan umpan balik berkenaan dengan tujuan Anda dan rencana Anda ke arah tujuan.
Bagaimana Anda bisa menemukan seorang pelaksana? Mencari orang-orang sukses di bidang yang Anda minati, serta orang-orang yang memiliki pengetahuan dalam bidang yang sedang Anda geluti. Tempat untuk memulai mungkin termasuk dokter, jaringan sosial Anda, atau lingkungan kerja Anda.
5. Cari Dukungan Positif
Memiliki orang-orang yang bisa mendiskusikan kemajuan dengan Anda dan yang akan mendukung Anda dengan cara positif adalah unsur yang sangat penting apabila tujuan yang hendak Anda raih besar. Dukungan positif akan memacu rasa percaya diri Anda dan membantu pemulihan diri Anda setelah berjuang mencapai titik tertentu.
Ingat, teman yang baik dan berharga adalah seseorang yang membuat Anda merasa lebih baik dan membuat Anda merasa siap untuk menaklukkan hal-hal sulit dalam hidup.
6. Kurangi Rutinitas Anda
Ketika kita memiliki rutinitas harian atau mingguan yang sangat padat, sering kali mustahil untuk dapat menemukan waktu senggang melakukan hal-hal yang kita impikan. Umumnya kita merasakan rutinintas adalah hal yang biasa saja sepanjang kita bisa menangani segala kejadian dalam keseharian.
Apabila Anda ingin mencari ruang bagi tujuan itu, kurangilah rutinitas Anda. Mulailah lakukan beberapa hal sebelum pergi bekerja, bukan setelah bekerja. Hapuslah satu atau dua aktivitas yang Anda rasa masih bisa ditunda. Biasakan istirahat siang. Kurangi waktu mengerjakan hal-hal sampingan.
Mengurangi rutinitas membuat banyak hal dalam hidup Anda terasa baru, dan itu adalah waktu yang tepat untuk mulai fokus bekerja menuju tujuan besar dalam hidup Anda.
7. Berbagi Tujuan Secara Luas
Jadikan orang-orang dalam hidup Anda sebagai motivator dengan mengatakan kepada mereka tentang tujuan Anda. Ketika Anda berbagi tujuan dengan orang-orang penting dalam hidup Anda, mereka menjadi sumber motivasi untuk bangkit dan melakukan sesuatu.
Pada satu tingkat, secara pribadi Anda termotivasi hanya karena Anda tidak ingin menunjukkan kegagalan pada orang-orang di sekitar Anda. Pada tingkat lain, seringkali mereka akan benar-benar memotivasi Anda.
8. Kenali Motivasi Anda
Mengapa Anda berusaha mencapai tujuan ini? Jika tujuan itu hanya untuk diri Anda sendiri, lebih baik lupakan saja. Akan jauh lebih berharga apabila Anda menentukan pilihan-pihan sulit tersebut karena Anda ingin tujuan tersebut bermanfaat bagi orang lain.
Mempelajari sesuatu yang baru karena hal itu memuaskan Anda adalah hal yang lebih baik ditunda. Mempelajari sesuatu yang baru karena membawa nilai kepada orang lain jauh lebih mendesak.
Usahakan motivasi tetap terpusat dan utama. Gunakan pengingat visual sebagai motivator Anda. Misalnya jika Anda mencoba untuk diet, pasanglah foto figur ideal Anda di depan pintu kulkas Anda. Sumber-sumber eksternal akan memotivasi Anda untuk membuat pilihan-pilihan kecil yang membangun fondasi kesuksesan. - Trent Hamm

Senin, 05 April 2010

Warisan

30 tahun yang lalu, suatu malam di Washington DC, Amerika Serikat, seorang istri pedagang telah kehilangan dompetnya disebuah rumah sakit karena kurang berhati-hati. Pedagang tersebut sangat gelisah, dan segera kembali ke rumah sakit malam itu juga, untuk mencari dompetnya yang hilang. Di dalam dompetnya bukan hanya terdapat USD. 100.000 saja, tetapi masih ada lagi sebuah dokumen yang sangat rahasia tentang informasi pasar. Ketika pedagang itu tiiba dirumah sakit itu, sekilas pandang ia langsung melihat, di lorong rumah sakit yang dingin dan sepi itu ada seorang gadis kecil berbadan kurus sedang meringkuk kedinginan sambil menyandarkan diri ditembok, ia sedang memeluk erat dompet didadanya, dompet itu adalah dompet istri si pedagang yang hilang itu.

Gadis kecil itu bernama Hiada, ia sedang menemani ibunya yang sakit keras dan berobat dirumah sakit ini. Kedua ibu dan anak saling bergantung hidup dalam kemiskinan, segala benda yang masih ada harganya telah mereka jual, dan uang tersebut hanya dapat mencukupi biaya pengobatan satu malam saja. Jika tidak ada uang, besok pagi mereka harus rela diusir keluar dari rumah sakit.

Malam itu, Hiada dalam keadaan tak berdaya sedang mondar mandir di lorong rumah sakit, ia berpikir untuk memohon perlindungan dari Tuhan agar dapat menjumpai seseorang baik hati yang dapat menolong ibunya. Mendadak ada seorang wanita turun dari tangga ketika ia sedang melewati lorong itu, dompet yang diapit ketiaknya jatuh dilantai, mungkin lengannya masih mengapit barang lainnya, sehingga wanita itu sama sekali tidak merasakan dompetnya telah jatuh. Saat itu hanya ada Hiada seorang diri di lorong itu. Ia lalu berjalan memungut dompet itu, dan bergegas mengejar keluar pintu. Tapi wanita itu telah masuk ke dalam sebuah mobil dan pergi begitu saja.

Hiada kembali ke kamar pasien, ketika ia membuka dompet itu, kedua ibu dan anak sangat terkejut oleh tumpukan uang yang ada didalam dompet. Pada saat itu, di dalam hati mereka berkecamuk, jika uang tersebut digunakan mungkin penyakit ibunya bisa disembuhkan. Akan tetapi ibunya menyuruh Hiada mengembalikan dompet itu ke lorong tersebut, menunggu orang yang kehilangan dompet itu kembali untuk mengambilnya.

Meskipun setelahnya pedagang itu telah berusaha sekuat tenaganya untuk membantu Hiada, namun ibu Hiada akhirnya harus meninggalkan anaknya sebatang kara. Akhirnya si pedagang itu mengadopsi anak gadis yang sebatang kara ini. Kedua ibu dan anak ini bukan saja telah menyelamatkan kerugian uang sebesar USD 100.000 miliknya, namun yang terpenting adalah dokumen rahasia tentang informasi pasar yang seharusnya telah hilang tetapi bisa diperolehnya kembali, yang pada akhirnya berhasil menghantarkan si pedagang itu menjadi semakin kaya, dan tak lama kemudian menjadi seorang konglomerat.

Hiada yang telah diadopsi oleh pedagang tersebut, usai lulus universitas, ia segera membantu konglomerat tersebut dalam urusan perusahaannya. Walaupun konglomerat tersebut tidak pernah mengangkat dia dengan jabatan yang pasti dalam perusahaan itu, tapi selama bertahun-tahun melatih diri, kecerdasan dan pengalaman dari si konglomerat tanpa disadari telah mempengaruhinya, membuatnya menjadi seorang yang mapan dan memenuhi syarat sebagai pedagang.

Hingga hari tua si konglomerat tersebut, banyak sekali pemikirannya yang terlebih dahulu harus mendapat persetujuan dari Hiada. Sampai pada ajal si konglomerat tersebut, telah meninggalkan sepucuk surat wasiat yang berbunyi : “Sebelum saya mengenal Hiada dan ibunya, saya sudah sangat kaya. Akan tetapi ketika saya berdiri di depan ibu dan anak yang miskin dan sakit, yang telah menemukan uang dalam jumlah besar namun tidak dikantonginya sendiri, saya baru menyadari bahwa merekalah orang yang paling kaya, karena mereka dengan teguh menjaga budi pekerti dan moral yang tertinggi, dan hal ini kebetulan merupakan kekurangan pada diri saya sebagai seorang pedagang. Kekayaan saya boleh dikatakan hampir semuanya saya dapatkan dari tipu muslihat dan persaingan secara tidak sehat baik itu dengan terang-terangan maupun sembunyi-sembunyi. Merekalah yang telah membuat saya sadar akan modal yang paling besar dalam kehidupan ini, yakni perbuatan yang baik. Saya mengadopsi Hiada, bukan karena saya ingin balas budi, juga bukan karena kasihan, akan tetapi saya telah mengundang dia untuk memberikan saya contoh bagaimana menjadi manusia yang sesungguhnya.

Selama ada dia disamping saya, didalam dunia bisnis, saya akan selalu mengingat, mana yang layak saya lakukan, dan mana yang tidak seharusnya saya lakukan. Hal ini adalah faktor penyebab utama yang telah membawa bisnis saya mencapai kejayaan di kemudian hari, dan saya akhirnya menjadi konglomerat. Setelah saya mati, seluruh aset kekayaan saya yang mencapai triliunan ini semuanya saya wariskan kepada Hiada sebagai pewaris tunggal. Ini bukan pemberian hadiah, akan tetapi adalah agar perusahaan saya ini dapat berkembang lebih besar dan jaya di masa yang akan datang. Saya sangat yakin, putra saya yang cerdas pasti akan dapat memahami pemikiran ayahnya ini.”

Ketika putra si konglomerat yang berada di luar negeri kembali, setelah membaca surat wasiat ayahnya dengan seksama, dengan tanpa keraguan sedikitpun ia segera menanda tangani surat persetujuan ahli waris : “Saya menyetujui Hiada sebagai pewaris tunggal dari seluruh kekayaan dari ayahku. Saya hanya memohon agar Hiada bersedia menjadi istri saya.”
Setelah Hiada melihat tanda tangan dari putra si konglomerat, ia tercenung sejenak, lalu mengambil pena juga dan menandatangani :”Saya terima semua harta yang ditinggalkan oleh pendahulu saya termasuk putranya.” Hui

Rabu, 31 Maret 2010

Tidak Mengkritik, Menyalahkan Dan Mengeluh

Eugene OKelly awalnya adalah presiden merangkap CEO dari perusahaan akuntan terkenal dunia. Bulan Mei 2005, ia menderita penyakit lumpuh pada pipi kanan (cheeks paralysis), saat pergi periksa ke rumah sakit, dokter mendiagnosanya sebagai tumor otak tingkat akhir, usianya tinggal 3 hingga 6 bulan.

Meskipun berada di tengah bayangan redup kematian, Kelly tidaklah menung-gu kematian dengan duduk tepekur dengan sedih, sebaliknya dengan aktif melakukan pencatatan 100 hari lebih pasca diagnosa sampai dengan kematiannya, telah menyelesaikan buku berjudul “Mengejar Sinar Mentari”. Dalam buku tesebut dipenuhi dengan gelora kehidupan dan terjual laris di seluruh dunia. Membaca buku itu, membuat saya sering kali merenung.

Apabila Anda hanya bisa menikmati 100 hari lebih, bagaimana Anda melewatinya? Pekerjaan apakah yang hendak Anda manfaatkan untuk hari-hari terakhir? Terhadap orang terkasih, akankah mengatakan perkataan yang biasanya tidak berpeluang mengatakannya?

Terinspirasi oleh buku tersebut, saya menelpon adik perempuan saya, memuji ke-lebihannya yang tidak suka mendendam. Tidak mendendam, betul-betul bukan hal yang mudah, terhadap orang-orang tertentu saya sendiri kadangkala masih bisa merasa sakit hati.

Saya pernah membaca sebuah berita tentang Sri Paus Yohanes ke 23. Beliau pernah mengingatkan diri sendiri di dalam catatan hariannya, harus menghindari mengkomplain dan menyalahkan orang lain. Dari situ bisa terlihat beliau hendak menjadi seorang yang berlapang dada dan tidak suka melihat kekurangan orang lain, juga dibutuhkan koreksi diri yang terus menerus dan kesadaran.

Itulah sebabnya, di dalam Golden Rule (aturan emas) Carnagie tentang hubungan interpersonal, nomor satu ialah: “Tidak mengkritik, tidak menyalahkan, tidak mengeluh.”

Coba bayangkan, apabila ke dalam sebuah botol yang sudah terisi penuh dengan kerikil, tak peduli bagaimana seringnya Anda menuangkan air ke dalamnya, pasti botol itu hanya mampu memuat sedikit air saja, hanya apabila Anda mengosongkan botol tersebut, baru bisa menuangkan air ke dalamnya.

Hubungan interpersonal juga memiliki logika yang sama, apabila terhadap orang lain Anda dipenuhi dengan kritikan, teguran dan keluhan, maka antara dia dan Anda tak akan mampu “teraliri” niat baik dan kehangatan, sangat sulit menegakkan komunikasi yang baik dan interaktif.

Oleh karena itu, Carnegie menorehkan “3 tidak” ini sebagai rule nomor 1 dari Golden Rule, sesungguhnya memiliki makna pengertian yang sangat mendalam.

Pada dasarnya, “Tidak mengritik, tidak menyalahkan orang, tidak mengeluh” justru adalah semacam “perombakan batin” yang mengubah kita dari sikap yang sebelumnya negatif, runcing tajam, suka mengritik, berubah menjadi proaktif dan positif. Kemudian, tanpa diduga Anda akan menemukan, ketika Anda sudah berubah, seiring dengan itu hubungan Anda dengan orang lain juga akan berubah.

Teringat sewaktu saya baru saja datang ke Amerika untuk mengikuti workshop Carnegie, sudah berusia 40 tahun lebih, telah mengumpulkan sedikit pengalaman hidup, demi nama besarnya menempuh ribuan km, tak dinyana pelajaran pertama adalah “Tidak mengkritik, tidak menyalahkan orang, tidak mengeluh”, reaksi pertama saya adalah: “Hanya ini saja?! Bukankah terlalu sederhana?” Untuk sesaat, betul-betul merasa agak kecewa.

Pelajaran waktu itu harus ditempuh selama 14 minggu, sesudah 14 minggu, saya sekonyong-konyong menemukan, telah terjadi perubahan gaib pada diri sendiri, “3 tidak” yang digarisbawahi oleh Carnegie, dilihat sekilas nampak sangat mudah, akan tetapi prinsip termudah kadangkala adalah yang termujarab.

Sewaktu di AS saya berkenalan dengan seorang asisten khusus dari presiden direktur sebuah perusahaan besar, wajahnya cantik, namun pergaulannya tidak mulus, sering kali cekcok dengan teman sejawat, dia sendiri juga merasa tidak enak di hati, maka itu suasana hatinya sangat gundah.

Suatu hari, presdir perusahaan berkata kepadanya, “Idealnya Anda cari cara untuk menyelesaikan persoalan interpersonal, jika semua kepala bagian setiap departemen masih saja tidak mampu bekerja sama dengan Anda, maka sayapun tak kuasa melindungi Anda lagi.”

Karena itu, wanita tersebut lantas menerima training Carnegie dan mempelajari “3 tidak”. Kemudian, saya menjumpai presdir tersebut, ia memberitahu saya, “Sesudah beberapa minggu, saya seolah tidak berani mempercayai mata saya, saya melihat dengan mata kepala sendiri perubahan pada diri wanita tersebut.”

Karena mempertahankan prinsip 3 tidak, dia tidak lagi sebagai landak yang perlu dihindari oleh orang-orang, hubungan interpersonalnya telah memperoleh perubahan sangat baik.

Setiap orang bisa saja memiliki duri tajam yang tidak saja melukai orang lain, pada akhirnya ia juga bisa melukai diri sendiri. Bagaimana dari berduri-tajam berubah menjadi batu yang bulat mulus, yaitu harus menjalankan tidak mengkritik, tidak menyalahkan orang, tidak mengeluh.

Prinsipnya sedikitpun tak sulit dipahami. Ketika Anda mengritik dan menyalahkan orang lain, justru seperti menempuh sebuah marabahaya, sangat mungkin melukai kehormatan orang tersebut.

Meskipun kritikan dan teguran Anda bermaksud baik, tapi begitu martabat pihak lain terusik, meski ia tahu dirinya keliru, bisa saja mati-matian membela diri, itulah sebabnya kritik dan teguran serta keluhan, kadangkala hanyalah semacam pelampiasan emosi, yang tak mampu menyelesaikan masalah, malah membuat jarak interpersonal semakin menjauh.

Meskipun hubungan yang paling akrab pun, mungkin saja karena kritik dan teguran serta keluhan lantas menjadi renggang.

Sewaktu kecil, saya sering mangkal di depan gereja menonton misa. Ada seorang pastor bule warganegara Kanada acap kali mengingatkan jemaatnya, hal yang paling mengandung daya perusakan terhadap hubungan keluarga ialah kritik. Banyak orang sebagai suami, atau istri, setiap hari mengomel, senantiasa menunjukkan kekurangan dan kejelekan pihak lain, alhasil perkawinan mereka menjadi hancur.

Kala itu, kami merasakan yang dikhotbahkan sang pastor tidak terlalu masuk akal, akan tetapi, sesudah melalui perjalanan hidup selama ini, menyaksikan banyak perkawinan yang semestinya bisa harmonis toh akhirnya berantakan, mau tak mau mengakui bahwa sang pastor telah melihat bahwa kritikan, teguran dan keluhan, betul-betul adalah pisau tajam bagi kelangsungan hubungan akrab.

Marilah kita simak kisah murid Carnegie, pasutri Li Limei dan Qiu Jiquan.

Limei dan Jiquan yang telah lama menikah, tiba-tiba perkawinannya mengalami gelombang surut. Jiquan yang mengajar selain sibuk di kantor, juga setiap urusan selalu mendahulukan teman-temannya pada posisi utama. Sudah berjanji hendak piknik sekeluarga, namun begitu temannya menelpon mengajak main majong (red.: sejenis permainan judi khas Tiongkok), Jiquan dengan segera mendampingi temannya bermain majong.

Sebetulnya ia juga tidak suka main, hanya saja tidak ingin mengecewakan mereka. Juga pernah suatu kali, karena teman ada urusan hendak ke luar negeri selama 2 minggu, Jiquan dengan suka rela setiap hari tepat waktu memberi makan anjingnya, namun mendampingi keluarga makan di luar pun malah tak rela.

Limei merasa dirinya dicampakkan, wajar saja kalau mengajukan protes. Karena cara penyampaian yang tanpa tedeng aling-aling, Jiquan juga tak mau kalah membalas beberapa patah kata. Kedua orang itu larut dalam saling melempar kata-kata tajam bak pedang. Akhirnya lagi-lagi perang dingin selama beberapa hari.

Akhirnya Limei memberanikan diri, mengikuti workshop Carnegie di Tai Dung, Taiwan, dan ia berkesimpulan:

Daripada harus mengubah suami, mendingan mengubah dahulu sikapnya terhadap sang suami. Ketika Jiquan sekali lagi pulang larut malam, Limei membatalkan sikapnya yang pada awalnya hendak siap perang, diubahnya dengan proaktif menyajikan secangkir kopi kepada suami, Jiquan merasa terkejut, pasangan itu mulai berdialog dengan hati tenang dan nada menyejukkan.

Oleh karena Limei tidak lagi dipenuhi dengan keluhan, hubungan pernikahan tersebut mengalami kemajuan, kemudian Jiquan mengikuti workshop Carnegie, menjadi adik seperguruan dari istri dan putrinya, ia memutuskan mengubah sikap acuhnya selama bertahun-tahun terhadap keluarganya, mengharapkan mereka menjadi manusia paling berbahagia di seluruh dunia.

Sekarang, Limei dan Ji-quan mengelola penginapan di Tai Dung. Pepohonan dan perdu di taman semuanya dikerjakan Jiquan. Di saat ada tamu berkunjung, penyajian teh ataupun kopi juga dilayani olehnya, total bagaikan seorang lelaki baik-baik yang lagi kasmaran. Segala perubahan ini, semuanya bermuara dari “3 tidak”nya.

Marilah kita menggunakan “3 tidak” pada berbagai hubungan interpersonal, maka Anda akan menemukan, efeknya begitu menakjubkan.

Belakangan ini, para politisi sedang gemar “Bicara ceplas-ceplos”, saling menyerang dengan perkataan yang menusuk tajam, sama sekali tidak ada dialog, hanya saling menyemprotkan air liur.

Saya percaya, jikalau para politisi bisa menyadari makna sesungguhnya dari “tidak mengkritik, tidak menyalahkan orang, tidak mengeluh”, mengurangi konfrontasi yang negatif itu, masyarakat kita pasti bisa berubah harmonis dan jauh lebih indah.

Kembali ke buku “Mengejar Sinar Mentari”, diban-dingkan dengan Eugene O Kelly, kita sungguh-sungguh jauh lebih beruntung, namun jangan dilupakan, kehidupan itu ada batasnya, apabila kita menganggap setiap hari sebagai hari terakhir dari kehidupan kita, maka akan menemukan, memboroskan waktu untuk kritik, celaan dan keluhan, adalah hal yang sangat tidak bernilai. Disadur dari Kalkulasi Kehidupan

Sabtu, 20 Maret 2010

Pengampunan adalah Anugerah

Pengampunan adalah Berkah buat yg mengampuni; Hadiah, hak, Anugerah ter-indah bagi kita yang sanggup meng-ampuni dan mengendalikan emosi.... (Louisa)

buktinya:


Bagaimana emosi dapat menyebabkan penyakit.

Beberapa pemikiran tentang penyembuhan di hari yang dingin, musim dingin di New York City. Saya berharap ini dapat digunakan, dan mungkin akan menginspirasi anda untuk mencari petunjuk pada penyembuhan dari dalam ke luar.

Semua penyembuhan adalah benar-benar tentang penyembuhan emosional. Ini secara harfiah merupakan "pekerjaan di dalam." Itulah sebabnya saya menyebutnya penyembuhan dari dalam ke luar.

Emosi-emosi yang tertekan dapat menyebabkan penyakit. Bagaimana penyakit ini terwujud pada masing-masing dari kita adalah benar-benar berbeda satu sama lain. Melepaskan emosi dapat menyembuhkan penyakit. Bahkan kanker. Bahkan penyakit yang dianggap tak dapat tersembuhkan oleh ilmu kedokteran Barat.

Mungkin konsep pengertian ini terlihat berlebihan, namun ia telah terdokumentasi dengan baik oleh alat-alat penyelidikan sains Barat, dan juga ditemukan dalam ajaran tradisi penyembuhan global di seluruh dunia. Rincian-rinciannya berada di luar ruang lingkup esai ini, tetapi dapat ditemukan dalam seri artikel sebelumnya "The Power of the Mind."

Kemarahan, ketakutan, dan kesedihan: Ini adalah tiga emosi utama yang dapat menyebabkan penyakit. Ketiganya adalah perasaan yang normal dan alami, dan kita semua mengalaminya sebagai aspek alamiah insani kita yang hebat. Tapi ketika perasaan-perasaan ini tetap diinternalisasi tanpa jalan untuk berekspresi dan melepas, ia dapat menciptakan suatu keadaan bergetar dalam tubuh-pikiran kita yang mengganggu keseimbangan homeostatis alami kita.

Ketidakseimbangan ini dapat terekspresikan dalam gejala-gejala tubuh-pikiran. Saya menggunakan istilah tubuh-pikiran karena gejala-gejala ini dapat mengekspresikan diri mereka dalam gejala fisik atau sebagai gejala emosional atau pun keduanya. Ketika gejalanya menjadi cukup keras, kita mungkin akan memiliki suatu label oleh mereka dalam ilmu kedokteran Barat - suatu penyakit.
Emosi-emosi Tertekan

Dari mana emosi-emosi tertekan itu berasal? Ini tergantung pada wawasan hidup anda.

Pertama, mereka mungkin berasal dari pengalaman yang kita miliki dalam hidup ini yang traumatis. Paling sering, pada anak usia dini, hal ini terjadi setelah kita kehilangan keadaan luar biasa yang tanpa disadari dan menjadi sadar dan menyesuaikan diri serta peka terhadap pengalaman di sekitar kita. Kita mungkin memiliki pengalaman yang sangat menyakitkan secara emosional, dan suatu respon alami kemungkinan adalah untuk melindungi diri sendiri dan menginternalisasi emosi ini.

Sumber lain emosi yang tertekan mungkin adalah pengalaman hidup masa lalu. Jika konsep ini menantang, saya meminta anda untuk menangguhkan semua ketidakpercayaan dan bacalah terus. Ada berbagai badan penelitian, yang dilakukan oleh para ilmuwan terkemuka, yang mendukung kebenaran fenomena ini. Sekali lagi, rincian-rinciannya berada di luar cakupan di sini, tapi silakan tulis rincian-rinciannya jika anda tertarik.

Pengalaman hidup masa lalu yang traumatis dan tidak sembuh selama inkarnasi masa lalu mungkin telah terbawa bersama ketika kita memasuki tubuh-pikiran kita sekarang dalam kehidupan saat ini. Menariknya, wawasan kehidupan masa lalu ini di-sharingkan oleh kebanyakan tradisi penyembuhan global. Tradisi penyembuhan ini menampung dan memanfaatkan konsep-konsep tersebut dalam pemahaman dan perawatan mereka terhadap kesehatan dan penyakit.

Dr. Muehsam adalah seorang dokter, musisi, dan penulis yang berdomisili di New York City. E-mail: transformationalmedicine@gmail.

Kebahagiaan Sedang Bernyanyi

Mendengar Kebahagiaan Sedang Bernyanyi

Untuk sebuah program baru, selama berhari-hari ia berkutat di depan komputer. Setelah akhirnya terselesaikan, ia menghela nafas panjang berdiri di depan komputernya. Mendadak matanya menjadi gelap, tidak kelihatan apa-apa.

Setelah didiagnosa, dokter mengatakan bahwa ia telah menggunakan mata secara berlebihan sehingga terjadi kebutaan sementara. Dengan pengobatan teratur dan istirahat yang cukup, tak lama kemudian matanya akan kembali seperti sedia kala.

Terjerumus ke dalam kegelapan secara mendadak, membuatnya menjadi risau bercampur cemas. Kadang kala ia berteriak histeris, sebentar diam, lalu sebentar sedih sambil berkeluh kesah sendiri. Istrinya justru menunjukkan ekspresi wajah yang tenang seolah tidak terjadi apa-apa.

Dengan suara lembut ia meng-hibur dengan berkata, “Dokter bilang, istirahat yang cukup akan cepat pulih kembali, tidak ada gunanya dirimu merasa cemas, lagipula itu tidak baik bagi matamu. Toh tidak perlu masuk kerja, juga tidak ada rapat dan dinas keluar, juga tidak perlu bergadang. Lebih baik bersantai saja dan anggaplah sakit kali ini sebagai suatu liburan, sekaligus juga menemani saya di rumah.”

Mudah bagi istrinya untuk mengatakannya, namun bagi dirinya yang sedang terperosok di dalam kegelapan, selalu merasa tak kuasa melawan perasaan takut yang datang mendadak. Terlebih di saat suasana rumah sedang sunyi, ia lebih merasakan kehampaan yang tiada tara.

Istrinya seperti mengerti jalan pikirannya, segera dibelinya 3 buah lonceng kecil. Satu pasang diletakkan di pinggir bantalnya, yang cukup digoyangkannya jika ada keperluan, dan sang istri akan segera datang begitu mendengar suara lonceng itu. Satu buah lagi dipasangkan di pegelangan tangan anak perempuan mereka, dan yang satu lagi dibawa oleh sang istri. Dengan demikian di mana pun mereka berada, sedang mengerjakan apa pun, ia akan segera tahu begitu mendengarnya.

Sejak itu di berbagai penjuru rumah terdengar bunyi lonceng, wujud rumah itu bersama dengan istri dan anaknya pun seolah kembali hidup di hadapannya, ia tidak lagi merasakan kehampaan yang tiada batas di sekitarnya. Sepasang lonceng miliknya sendiri jarang sekali dipakai, karena istrinya sudah mengurus berbagai keperluannya dengan cermat.

Ia konsentrasi terhadap bunyi kedua buah lonceng tersebut. Pada awalnya ia hanya bisa merasakan bunyi lonceng itu yang kacau balau. Kemudian ia perlahan-lahan bisa membedakan suara mana yang berasal dari lonceng istrinya dan anaknya.

Suara lonceng dari anak perempuannya selalu tergesa-gesa dan nyaring, lebih-lebih setelah ia pulang dari sekolah dan masuk ke dalam rumah, ia selalu mengambil lonceng yang disimpan di atas rak sepatu begitu tiba di rumah lalu memasangkannya, yang akan bergoyang mengeluarkan suara “ting-tang-ting-tang” seiring dengan ia berlari sepanjang jalan menuju ke tempat tidurnya lalu tengkurap di atas tubuhnya sambil berteriak, “Ayah, hari ini guru mengajarkan aku sebuah lagu bahasa inggris yang baru, saya nyanyikan untuk ayah ya.”

Suara lonceng yang nyaring dan suara lagu kekanak-kanakan memenuhi seluruh penjuru rumah. Sambil mendengarkan lagu itu, ia membayangkan setiap ekspresi dan gerakan dari anak perempuannya itu, mau tidak mau dari wajahnya merekah sebuah senyuman. Pada saat itu barulah disadarinya bahwa telah sedemikian lamanya ia tidak merasa keakraban dengan putrinya itu.

Sementara suara lonceng istrinya mengalun pelan dan mantap, membuatnya teringat di kala ia sering pulang larut malam, sang istri selalu menyambut dengan suara lirih yang bertanya, “Sudah makan? Saya sudah menyiapkan sup jamur kuping putih…” Setiap kali berada di rumah, suara lonceng yang mantap ini bagaikan suara aliran sungai yang bergulung-gulung tiada hentinya, tidak deras juga tidak pelan, tidak ada waktu untuk beristirahat; cuci sayur, masak nasi, mengelap meja, menyapu lantai, selang beberapa waktu datang berbicara sebentar dengannya. Seperti tidak mengenal lelah, tangannya selalu sibuk dengan sesuatu hal.

Kalau dulu sepulang dari kantor, ia selalu merebahkan diri di atas sofa dan tak bergerak sama sekali, dan selalu mengeluhkan betapa capeknya dirinya. Istrinya yang juga bekerja seperti dirinya, sepulangnya dari kerja justru tetap sibuk tiada hentinya oleh pekerjaan rumah, sebenarnya sang istri juga sama lelahnya dengan dirinya.

Ketika putrinya sedang sekolah dan istrinya sedang keluar rumah mengurus sesuatu, pasti akan diletakkannya sebuah radio kecil di samping ranjang suaminya itu, dia bilang itu untuk mendengarkan lagu-lagu dan berita. Tapi ia merasa lebih baik melamun sambil mendengar suara deru mobil di luar jendela, dan sama sekali tidak ingin menyetel radio. Yang disenanginya hanyalah komputer, radio baginya hanyalah produk yang berteknologi rendah.

Istrinya berkata, “Kamu sudah lupa? Sewaktu kita kuliah, kamu paling suka mendengarkan siaran radio, terlebih mendengar acara stasiun radio yang bisa meminta lagu. Ingat sewaktu ulang tahunku yang ke-20, engkau bilang akan memberikan sebuah hadiah spesial bagiku.”

“Hari itu, aku menantikan ha-diah pemberianmu, akan tetapi seharian tidak terlihat batang hidungmu. Hampir menjelang siang baru ada telepon darimu, yang menyuruhku untuk mendengar siaran radio. Tak lama setelah menyalakan radio, terdengar penyiar itu menyebut namaku, yang mengatakan bahwa ada seorang pria yang mencintaiku telah meminta diputarkan lagu yang berjudul Rembulan Hatiku, dan mendoakan ulang tahunku.”

“Ketika radio melantun lagu itu, aku sungguh-sungguh merasakan kebahagiaan yang tidak bisa kukatakan dengan kata-kata. Teman satu kos merasa iri padaku. Kemudian hari engkau memberitahu bahwa agar aku bisa mendengarkan lagu ini tepat pada hari ulang tahunku, kamu telah menulis surat satu bulan lebih awal pada pembawa acara dari stasiun radio tersebut. Selain itu, karena takut si penyiar radio tidak menerima suratmu, engkau sengaja pergi ke stasiun radio tersebut. Itu merupakan hadiah ulang tahun terindah sepanjang hidupku.” Dalam suara sang istri tersirat kebahagiaan dan juga sebersit kebingungan.

“Apakah aku seromantis itu?”, jika bukan sang istri yang mengingatkan, dirinya pun sudah lupa akan hal itu.

“Tentu. Tapi setelah menikah, kian hari kian tidak romantis”, kata istrinya sambil tertawa, namun tidak ada nada keluhan sama sekali.

“Sebenarnya aku juga ingin romantis, juga ingin membuatmu bahagia. Saya selalu berpikir agar suatu hari nanti jika ada kesempatan aku pasti akan mengajakmu berlibur…”, bicara sampai disini wajahnya menjadi muram.

Sambil menghela nafas berkata, “Sepertinya angan-angan itu tidak begitu realistis…”

Seperti tidak mendengar helaan nafasnya, sang istri berkata, “Kamu kira hanya liburan yang bisa disebut romantis? Sebenarnya setiap hari bisa makan malam bersamamu, berbincang-bincang denganmu saya merasa sudah cukup romantis. Dalam syair sebuah lagu : “yang terpikir olehku hal yang paling romantis adalah bersama dengan dirimu hingga perlahan-lahan menjadi tua…” Ini baru benar-benar romantis, kebahagiaan yang agung.”

Lagu ini juga sering didendangkan oleh sang istri, akan tetapi hanya pada saat itu, saat ia hanya mampu menggunakan telinga untuk merasakan dunia ini, dia baru bisa benar-benar memahami arti syair dalam lagu ini, mendendangkan kebahagiaan yang sederhana.

Rebah di atas ranjang, ia mendapatkan pemahaman baru terhadap kehidupannya, juga menjadi sangat mengharapkan agar matanya bisa segera sembuh.

Setelah delapan bulan, matanya benar-benar telah sembuh!

Untuk merayakan kesembuhannya, diajaknya keluarganya untuk makan bersama di luar. Lampu-lampu jalanan yang gemerlapan, arus manusia yang lalu lalang tiada hentinya, pemandangan ini dulunya dianggap sangat biasa, kini seolah telah berubah menjadi sangat indah di matanya. Sewaktu makan, ia memilihkan menu untuk anak dan istrinya, lalu memusatkan perhatian melihat mereka makan, ada semacam kebahagiaan di dalam hati yang tidak bisa diungkapkan-nya.

Putrinya berkata, “Ayah, saya berharap mata ayah segera sembuh tapi juga berharap agar ayah jangan segera sembuh.” Dengan marah sang istri memelototi putri mereka dan berkata, “Kamu ini bicara apa sih!”

Sang putri tidak menghiraukan ibunya, terus menatap ayahnya dan melanjutkan perkataannya, “Dua hari setelah mata ayah mengalami kebutaan, saya mencoba untuk berjalan mengelilingi rumah dengan mata terpejam, saya merasakan bahwa mengalami kebutaan memang sangat menderita. Memikirkan penderitaan yang ayah pikul, saya juga merasa sangat menderita, lalu saya berharap agar ayah bisa segera sembuh. Lagipula, jika mata ayah belum sembuh, setiap hari ibu selalu diam-diam menangis, sampai mata ibu menjadi lebam.” Ia memandang istrinya dengan terkejut.

Mata istrinya pun memerah dan berkata, “Hari-hari itu sebenarnya saya sangat takut, karena dokter berkata pada saya, bahwa kejadian seperti kamu ini sangat bervariasi. Ada yang bisa segera sembuh, bisa segera pulih penglihatannya, ada juga yang setelah selang beberapa tahun pun tidak ada perbaikan. Saya sungguh…”

Matanya pun ikut memerah, lalu dirangkulnya pundak istrinya dengan erat tanpa bisa mengeluarkan kata-kata. Bisa dibayangkan, selama hari-hari itu, istrinya telah terbebani oleh tekanan yang sangat besar.

Anaknya berkata lagi, “Saya juga takut jika mata ayah telah sembuh, ayah tidak serius lagi mendengarkan aku membaca pelajaran dan menyanyi. Dan ayah akan pulang larut malam lagi, setiap hari aku tidak akan dapat menjumpai ayah lagi.”

Tangan lainnya segera merangkul putrinya. Dengan suara sesunggukan ia berkata, “Tidak akan. Ayah pasti tidak akan selalu menjadi pendengar yang baik apabila kamu bernyanyi dan selalu menemani ibumu berbincang-bincang..”

Hari itu setelah tiba di rumah, ia sengaja menggantungkan tiga buah lonceng itu di dalam mobilnya. Setelah itu, setiap ia meninggalkan rumah, di saat mobilnya meluncur di jalan, lonceng itu selalu mengeluarkan bunyi : “Ting… Ting… Tang… Ting… Ting… Tang…”. Baginya ini adalah suara musik yang paling indah di dunia, terngiang-ngiang perkataan istri dan anaknya, terdengar suara nyanyian kebahagiaan…! Fan Niang

Kamis, 11 Maret 2010

Sebuah Keuntungan Kecil Berakibat Hal yang Berat

Pada zaman dinasti Qin, di masa pemerintahan Kang Xi, ada pasangan suami-isteri sedang menyirami sawahnya di kaki Gunung Kunshan. Tiba tiba mendadak hujan deras turun, petir menggelegar dan menyambar sang suami sampai tewas. Mengetahui hal ini, warga kampung berbondong-bondong datang dan membantu istri yang malang itu untuk mengevakuasi jenazah suaminya. Mereka berpikir mengapa nasib buruk menerpa sang suami yang terkenal baik hati itu. Sang istri dalam dukanya yang mendalam mengatakan, “Saya tahu hal ini terjadi karena 18 ons daging.”


Para warga kampung terpana dan ingin mendengar lebih jauh perkataan sang istri.

“Musim dingin lalu, suami saya pergi ke seberang sungai untuk membayar pajak. Saat tiba di tepian, ia mengikat perahunya dan terlihat olehnya ada daging tergeletak di kapal kosong didekat situ. Tidak ada orang disekitarnya, ia menganggap daging itu tak bertuan, membawanya pulang dan menimbangnya, 18 ons dan menggorengnya untuk lauk makan siangnya. Lalu ia mendengar berita bahwa di tepian sungai itu ada seorang pembantu yang tewas di tangan majikannnya karena kehilangan 18 ons daging, kejadian sebelumnya adalah saat ia membersihkan daging itu di sungai lalu ditinggal sebentar untuk mengambil sesuatu didalam rumah, namun ketika ia kembali daging sudah lenyap, dan ketika pulang dengan tangan kosong, majikannya begitu marah dan memukulinya bertubi-tubi, tak sengaja membunuhnya.

Suami majikannya saat pulang ke rumah begitu kaget mengetahui istrinya menewaskan sang pembantu, didalam kebingungan dan ketakutannya, sang istri gantung diri.

Dan sekarang, suami saya tewas disambar petir.

“Saat memperoleh sesuatu yang bukan milik kita, orang mungkin berpikir bahwa hal itu adalah sebuah keberuntungan. Namun pada kenyataannya, hal itu membawa petaka dan kesengsaraan bagi orang lain, “ isak sang istri.

“Sebuah keberuntungan kecil ternyata membawa akibat yang sangat buruk..” (yqm)

Kamis, 04 Maret 2010

Mengatur Tangan

Di kota kecil ini, paman saya merupakan orang pertama yang menjual daging. Berdagang selama bertahun-tahun membuat ia telah terlatih. Ia memiliki ketrampilan memotong daging dengan berat yang tepat sesuai permintaan. Tidak peduli Anda membeli seberapa berat, dengan sekali potong saja berat daging itu dijamin adalah berat daging yang Anda inginkan. Oleh sebab itu ketenaran kios dagingnya menyebar kemana-mana dan ramai sekali.

Hari itu, datang seorang kepala pemborong yang merasa penasaran. Dia meletakkan uang 5 juta rupiah di atas meja, dan berkata bahwa dia ingin membeli 1,98 kg daging beserta tulang, 3.96 kg daging tanpa lemak, dan 5,94 kg daging yang berlemak, jika bisa sekali potong dengan berat persis yang dia inginkan maka setumpuk uang di atas meja itu semua akan diberikan kepada paman saya.

Saya yang berdiri di samping membakar semangat paman dan berkata: "Kalau begitu cepat potonglah, Paman!"

Sedangkan paman membalikkan tubuhnya, terus-menerus mengasah pisaunya, seperti dia sedang memikirkan sesuatu. Setelah lewat beberapa lama kemudian, dia mengangkatkan kepala memandang ke arah kepala pemborong tersebut: "Tiga bagian daging yang Anda inginkan tersebut akan saya potongkan, Anda bayar sesuai dengan berat daging tersebut, selebihnya satu sen pun tidak akan saya terima."

Selesai berbicara dia langsung mengayunkan pisau untuk memotong, dengan cepat sekali tiga bagian daging yang diinginkan oleh pembeli selesai terpotong, setelah ditimbang sungguh tepat berat setiap bagian daging, tidak selisih satu gram pun, orang-orang yang menonton di sekeliling tak henti-hentinya memuji.

Pulang ke rumah saya bertanya kepada paman: "Harga daging tersebut tidak sampai lima juta, mengapa tantangan itu tidak Anda terima saja?"

Paman tertawa dengan lugu: "Hati berseri-seri jika melihat uang, dalam hati akan timbul kekalutan, jika kalut pasti akan gugup, dengan sendirinya mata menjadi kabur dan tangan bergemetaran, keterampilan yang Anda miliki akan hilang, masih akan mengundang ejekan dari orang lain."

Di kemudian hari ketika usia paman sudah cukup tua, dia sudah tidak berdagang lagi. Dia hidup santai di rumah menjaga cucu-cucunya. Saat itu ada orang lain yang membuka kios daging, ingin merekrut paman dengan gaji sangat tinggi, yang dipakai hanya ketenaran namanya untuk menarik pembeli.

Tetapi paman bersikukuh menolak, dia berkata bahwa selain tidak mengeluarkan tenaga sendiri ia tidak mau mengibuli orang lain, ia tidak akan mau uang semacam itu!

Ketika paman tepat berusia 80 tahun, kami semua sebagai generasi muda datang ke tempat paman untuk merayakan hari ulang tahun bersamanya, paman sangat gembira.

Sambil mengangkat gelas minumnya tinggi-tinggi ia berkata kepada kita semua: "Seumur hidup ini saya senantiasa mengatur sepasang tangan saya untuk tidak mengeruk dan mengambil sesuatu yang mengingkari hati nurani, lebih-lebih tidak memiliki niat harus menggengam sesuatu dan tidak ingin dilepaskan. Oleh karena itu hati ini bersih dari kekalutan, tenang dan damai, hidup dengan santai dan bergembira...." Huang Tong

Sabtu, 27 Februari 2010

MELAMUN

Melamun adalah cara yang bagus untuk mendapatkan inspirasi.
Apakah Anda pernah mencoba untuk menyelesaikan suatu masalah tetapi tidak menemukan jawabannya? Lantas, ketika Anda berhenti mencari dan melanjutkan kegiatan lainnya, jawaban itu datang dengan sendirinya.
Saat ini seorang professor psikologi tengah menguji bagaimana inspirasi dapat terjadi ketika mereka sedang melamun. Seorang ahli psikologi, Kalina Christoff dari Universitas Colombia Inggris mencatat banyak kejadian, saat Anda sedang jatuh tertidur atau menatap kosong ke langit-langit, akan muncul jawaban masalah yang selama ini mengesalkan Anda. Ini fenomena yang menarik minatnya, namun dia juga menyampaikan sulit untuk meneliti suatu hal yang terjadi secara spontan.
Lantas Christoff memikirkan cara agar seseorang tidak terlalu memperhatikan. Untuk mendapatkannya, dia meminta subyek studi melakukan tugas rutin menyentuh layar komputer setiap kali mereka melihat nomor yang muncul. Lantas dia akan menghentikan subyek sekitar satu kali setiap satu menit - begitu sering sehingga mereka akan cukup dikacaukan ketika mengumpulkan pengamatan saat sedang melamun.
"Jadi apa yang ingin diketahui dari mereka adalah membandingkan antara pikiran saat melamun dengan memikirkan tugas yang diberikan dan melihat apa yang terjadi di dalam otak ketika Anda mengalami berpikir-melamun," kata Christoff.
Saat mereka diuji, subyek Christoff berbaring di dalam pemindai otak. Mesin ini dapat melihat bagian mana di dalam otak yang menjadi lebih aktif saat seseorang sedang berkonsentrasi atau bergerak.
Christoff mengatakan dia melihat beberapa hal yang terjadi saat pikiran seseorang mulai melamun ketika melakukan rutinitas tugas. Pertama, "jaringan standar" menjadi aktif. Itu adalah bagian otak yang menjadi sibuk ketika kita melakukan tugas sederhana, seperti menyaksikan televisi atau mengaduk mangkuk adonan kue.
Christoff menyatakan dia yakin melihat bagian otak ini terikat. Namun dia juga melihat bagian lain dari otak sedang beraksi.
"Kami juga melihat jaringan eksekutif, bagian dari otak yang membantu Anda menyelesaikan masalah sulit dan membantu Anda membuat keputusan, juga aktif ketika seseorang sedang melamun," lanjut Christoff.
"Ketika seseorang sedang melamun, sangat luas dari bagian otak menjadi kosong, sebenarnya saat itu otak menjadi benar-benar aktif, dan sangat luas area yang menjadi sangat aktif ketika Anda sedang melamun."
Menurut Christoff, biasanya dua sistematika otak ini tidak dapat melakukan hal secara bersamaan. Dia mengatakan hal ini menunjukkan pada kita mengenai suatu hal yang terjadi saat kita sedang sangat disibukkan dengan tugas sederhana.
"Meskipun Anda mungkin tidak secara khusus fokus pada satu masalah, Anda mungkin dapat menggunakan sejumlah sistem otak yang berbeda untuk menyelesaikan masalah," Christoff menyampaikan. "Anda memiliki cakupan sumber yang luas yang tersedia di otak untuk menghadapi masalah yang sedang Anda lamunkan."
Christoff menyatakan dia ingin melakukan riset lebih jauh tentang bagaimana seseorang dapat mengikat kekuatan melamun dan menggunakannya sebagai sarana untuk membantu menyelesaikan masalah sulit.
Risetnya dipublikasikan di Proceedings of the National Academy of Sciences.

Berakar Dalam dan Berdaun lebat

Beberapa tahun yang lalu, saya mempunyai tetangga yang berprofesi sebagai dokter, dia sangat senang menanam pohon di halaman rumahnya yang luas. Akan tetapi dia jarang sekali menyirami pohon-pohon itu, oleh karena itu pertumbuhannya sangatlah lamban.
Suatu hari saya memutuskan untuk mengunjungi dokter tersebut dan ingin mengetahui apakah dia merasakan kekhawatiran karena pohon-pohonnya tumbuh sangat lambat. Dia dengan semacam nada bangga menceritakan kepada saya tentang teorinya yang luar biasa itu, dia bilang jika pohon itu selalu disiram dengan air, akar dari pohon itu akan membiasakan diri pada lapisan tanah yang dangkal, terbiasa dalam lingkungan yang nyaman, selalu menantikan air dari permukaan tanah yang sangat mudah didapatkan.
Karena dia tidak sering menyirami dengan air, maka pohon itu memang pertumbuhannya agak lambat, tetapi dengan demikian akar dari pohon itu bisa tumbuh mengarah ke lapisan tanah yang lebih dalam, tumbuh kesana karena untuk mencari air dan gizi yang dibutuhkan.
Maka dari itu pohon-pohon tersebut akan memiliki akar yang sangat dalam, lebih bisa melawan serangan dari cuaca yang sangat buruk, dia juga memberitahu saya bahwa dia setiap hari pergi menepuk nepuk pohon ini.
Kemudian saya pindah rumah dan tinggal di luar negeri, sejak saat itu saya tidak pernah lagi menjumpai dirinya.
Lewat beberapa tahun kemudian saya pulang dari luar negeri, pergi melihat lihat ketempat yang dulu pernah saya tinggali, ketika saya berjalan kesana, saya mendapati ada sebuah hutan pohon kecil yang dulu belum pernah ada, cuaca pada saat itu sangat dingin dan angin bertiup sangatlah kencang, banyak pepohonan di pinggir jalan yang tertiup angin sampai “membungkukkan pinggangnya”, sepertinya sama sekali tidak bisa melawan angin yang dahsyat itu.
Tetapi ketika saya memasuki halaman rumah dokter tersebut, saya melihat pohon-pohon yang dia tanam itu sangatlah kokoh, batang pohonnya boleh dibilang tidak bergerak sama sekali, dengan gigih melawan tiupan angin yang kencang itu.
Melihat hasil yang demikian menakjubkan itu timbul berbagai macam pikiran dibenak saya… Setiap malam sebelum tidur, saya selalu melihat sebentar anak-anak, setiap kali berdoa untuk mereka, kebanyakan mendoakan agar mereka kelak bisa hidup lebih santai, agar mereka tidak banyak menemui kegagalan dan terpaan.
Namun kini saya berpikir telah tiba saatnya merubah cara mendoakan mereka, karena saya tahu, kehidupan anak-anak di hari esok pasti akan menemui kesulitan dan kegagalan yang tak terhitung jumlahnya. Dalam kehidupan ini pasti ada badai dan angin, tidak perduli dikehendaki atau tidak oleh kita. Saya akan mendoakan anak-anak saya bisa tumbuh dewasa membawa akar yang dalam, dengan demikian mereka akan mendapatkan gizi yang terbaik dari tempat yang paling tidak mudah untuk dicapai.

Selasa, 23 Februari 2010

Kasih ....nilai Koin

Pada hari-hari ketika es krim coklat sedang didiskon, seorang anak laki-laki 10 tahun memasuki sebuah kedai kopi hotel dan duduk di sebuah meja.

Seorang pelayan meletakkan segelas air di depannya.

"Berapa harga es krim coklat?"

"Lima puluh sen," jawab si pelayan. Anak kecil menarik tangannya keluar dari saku dan menghitung jumlah koin di dalamnya.

"Berapa harga satu porsi es krim biasa?" ia bertanya.

Beberapa orang sedang menunggu pada sebuah meja dan pelayan mulai tidak sabar.

"Tiga puluh lima sen," katanya kasar.

Anak kecil tersebut lagi menghitung koin. "Saya ingin es krim biasa," katanya.

Pelayan membawa es krim, meletakkan tagihan di meja dan berjalan pergi. Anak laki-laki setelah selesai menikmati es krim, membayar di kasir dan pergi.

Ketika pelayan itu kembali, ia mulai mengelap meja dan kemudian menelan ludah pada apa yang dilihatnya.

Di sana, ditempatkan dengan rapi di samping piring kosong, dua koin nikel lima sen dan lima koin penny- tip-untuknya.
Moral dari cerita ini: pikiran orang yang penuh kasih kepada orang lain adalah benar-benar luhur.


Berikan Anak Hadiah Seumur Hidup

Anak-anak setiap hari hidup bersama orang tua, interaksi yang dihasilkan kedua orang tua seolah-olah merupakan udara yang mengelilingi anak-anak. Dia berada dimana-mana, setiap detik selalu eksis, hanya saja terkadang orang tua sering lupa bahwa mereka setiap saat menentukan mutu udara semacam ini.
Hubungan antara suami dan istri adalah hubungan yang paling intim di antara semua hubungan manusia. Ia bisa sangat kokoh, bisa juga sangat rapuh; ia bisa manis seperti madu juga bisa pahit seperti empedu; ia bisa pula saling meyelaraskan, sebaliknya juga bisa saling menghancurkan; ia mungkin saling bertentangan, bisa pula saling bekerja sama ... dan sebagainya. Pasangan suami istri harus menciptakan udara yang segar, supaya anak-anak tumbuh dan berkembang, ataukah sebaliknya ingin mengacau dan mengotori udara, membuat anak-anak menderita, bahkan mentalnya terkulai layu?
Melalui beragam hal-ihwal dalam kehidupan sehari-hari, tercermin hubungan suami istri yang baik., Anak-anak akan menghayati secara mendalam bahwa kasih sayang adalah saling memahami, saling menghormati, saling berbakti dan bertanggung jawab. Mereka akan melihat kegembiraan yang berlipat ganda dengan saling berbagi rasa, serta berkurangnya rasa cemas dengan saling memikul. Mereka juga telah melihat kasih sayang harus dipupuk setiap hari, hubungan pernikahan harus dibina seumur hidup; mereka juga telah menyaksikan perkawinan bukanlah makam cinta, melainkan sebuah teater pertunjukan cinta kasih.
Interaksi antara suami dan istri, lebih-lebih adalah sebuah contoh bagi anak-anak untuk belajar menjalin hubungan antarmanusia. Komunikasi yang jujur dan tulus dapat meningkatkan keakraban dan kecocokan hati yang lebih dalam; menghormati seseorang layaknya tamu, agar anak-anak tahu bahwa kendati akrab seperti suami istri, juga harus saling menghormati, saling mendukung, bersama-sama membesarkan dan mendidik anak, bersama memikul tanggung jawab keluarga, ini merupakan kewajiban bersama agar anak-anak menyadari bahwa suami istri adalah sebuah tubuh kebersamaan jiwa, kesalahan dan konflik yang kadang kala terjadi antara suami istri, serta jalan penyelesaiannya, itu justru agar anak-anak menyaksikan sifat manusia yang sesungguhnya dan pergolakan emosi, perihal solusinya dengan cara damai bagaikan habis hujan langit semakin cerah, atau dengan cara emosional bagaikan gunung meletus, itu adalah cara mendidik dengan versi yang berbeda.

Semoga para orang tua memperlakukan satu sama lain dengan sinar mata yang selalu penuh senyum, anak-anak akan “menyimpan baik-baik” senyuman tersebut, dan menggunakan prinsip luhur dibalik senyuman itu untuk menggapai kehidupan yang indah! Hubungan baik antara suami dan istri, adalah sesuatu yang layak disimpan dan digunakan seumur hidup, yang merupakan hadiah bagus dari kedua orang tua kepada anaknya.

Nilai Kebajikan di Balik Sains

Ketika Benjamin Franklin berusia 20 tahun, ia mulai mencatat apabila ia telah lalai dalam bertingkah laku menurut standar yang telah ia tetapkan sendiri. Standar ini terdiri dari 13 nilai kebajikan. Ia melakukan kebiasaan mencatat perilakunya selama masa hidupnya, yang kemudian dipublikasikannya ke dalam tulisan (ketika ia berusia 79 tahun). Banyak yang terinspirasi oleh kemampuan temuannya dalam memetakan dan merencanakan tujuan dalam penguasaan diri.

Ke-13 nilai kebajikan yang ia tulis itu ialah:

1. Kesederhanaan: Tidak makan dan minum secara berlebihan.

2. Diam: Tidak banyak berbicara kecuali hal-hal yang mungkin berguna bagi orang lain atau diri sendiri. Menghindari percakapan yang tidak perlu.

3. Teratur: Letakkan barang-barang Anda pada tempatnya masing-masing. Aturlah waktu kerja Anda sesuai yang telah ditetapkan.

4. Teguhkan hati: Tetapkan hati untuk melakukan apa yang memang seharusnya Anda lakukan. Lakukan tanpa melupakan apa yang sudah Anda tetapkan.

5. Cermat/ hemat : Jangan memboroskan uang yang tidak ada gunanya bagi diri sendiri atau orang lain.

6. Rajin: tidak menyia-nyiakan waktu. Isilah waktu Anda dengan melakukan hal-hal yang bermanfaat. Jangan lakukan hal-hal yang tidak berguna.

7. Tulus: Jangan memakai tipu daya yang menyakitkan orang lain. Berpikirlah secara murni dan adil; dan, jika Anda berbicara, berbicara sepatutnya dan sebenarnya.

8. Adil: Jangan menyalahi orang lain, dengan cara menyakitinya atau abaikan keuntungan Anda.

9. Sikap moderat: Hindari sifat yang berlebih-lebihan. Sedapat mungkin menahan amarah karena perasaan yang teluka, anggaplah itu sudah sepantasnya.

10. Kebersihan: Harus senantiasa menjaga kebersihan badan, pakaian, atau tempat tinggal.

11. Kesucian: Janganlah melakukan persetubuhan kecuali untuk kesehatan atau keturunan; terlebih jangan karena adanya kebosanan, kelemahan atau sakit hati atau demi kedamaian atau reputasi orang lain.

12. Kedamaian: Tidak merasa terganggu oleh hal-hal sepele, atau kejadian-kejadian umum yang tidak disengaja atau yang tidak dapat dielakkan.

13. Kerendahan hati: Tirulah Yesus dan Socrates.

Rencana Benjamin Franklin sangat tertata dengan cermat sehingga ia dapat memusatkan pikiran pada satu sifat kebajikan setiap minggunya. Karena semuanya ada 13 nilai kebajikan, sehingga ia memerlukan 13 minggu untuk menyelesaikan semua nilai kebajikan itu. Pada akhir minggu yang ke-13 ia akan memulainya kembali dari awal permulaan. Cara ini berhasil sehingga ia mampu mengikuti setiap kebajikan itu sebanyak empat kali dalam setahun.

Pada awal permulaan rencana ini, grafiknya penuh dengan titik-titik yang ia letakkan di bawah dari masing-masing hari di mana ia gagal mencapai tujuannya dalam berperilaku. Seiring dengan berjalannya waktu, bagaimanapun juga, Franklin menjadi makin maju dan grafiknya menjadi semakin terbebas dari tanda-tanda titik.

Menurut filsafat tradisional China, seseorang tidak akan menjadi sehat tanpa memperbaiki pikiran dan hatinya. Kita semua dapat membuat resolusi-resolusi untuk memperbaiki kondisi keuangan kita, penampilan fisik, dan kesejahteraan diri sampai kita nampak cantik, namun tanpa membuat perubahan mendasar dalam hati dan pikiran, adalah percuma saja.

Dengan begitu, mungkin tahun ini kita dapat mulai memikirkan tentang apa yang sebetulnya kita perlu putuskan. Kita menghadapi kondisi krisis ekonomi, penyebaran wabah penyakit H1N1 hingga penyakit kegemukan, dan serangan teroris yang terus menerus. Kita harus bertanya pada diri kita sendiri apa yang sebenarnya benar-benar penting? Mungkin saja tiga dari empat orang gagal mempertahankan resolusi Tahun Baru mereka karena mereka kurang menggali lebih dalam. Begitu seseorang tergerak untuk berubah demi kebaikan orang lain dan bukan untuk diri mereka sendiri, atau berubah atas dasar prinsip, bukannya karena emosi dan keinginan, maka kehidupan mereka akan bisa diikuti oleh kemajuan-kemajuan selangkah demi selangkah hingga akhir hayatnya.