Sabtu, 28 Agustus 2010

Kebahagiaan adalah Kebaikan

Ayah berikan padamu tiga patah kalimat untuk menyertai hidupmu.”

Ayah : Kebahagiaan adalah semacam kebaikan.

Anakku, haruslah senantiasa berbahagia. Ini merupakan kemewahan terakhir bagi kita kaum miskin, jangan punya kebiasaan membuang kebahagiaan begitu saja.

Engkau harus senantiasa berbahagia, baik pada setiap pagi maupun senja hari. Engkau harus belajar mendengarkan bahasa dari segala benda dan mahluk yang berada di dunia ini. Engkau harus mencoba berkomunikasi dengan sungai, gunung dan bumi yang berada di dekatmu.

Di setiap desa kau lewati, engkau harus meninggalkan suara tawamu sebagai kenangan, dengan demikian bertahun-tahun kemudian ketika mereka berbicara tentang dirimu, mereka juga akan teringat bahwa ketika itu pernah ada seorang pemuda atau gadis yang riang gembira melewati desa ini dengan kebahagiaan penuh.

Kebahagiaan adalah semacam kebaikan. Engkau harus senantiasa membawanya di sampingmu, memperlakukannya bagai sebuah sapu tangan dari sang kekasih. Tak peduli berapa pun banyaknya barang bawaanmu.

Walaupun sepatumu telah rusak, kakimu tergores hingga berdarah, engkau juga harus tetap memegang kebahagiaan itu dengan sangat erat, jangan sekali-kali meninggalkannya walau sedetik pun.

Anakku, kebahagiaan adalah semacam kebaikan, karena ia bisa ditularkkan. Engkau harus menularkan kebahagiaanmu kepada setiap orang yang berada di dekatmu, tak peduli dia adalah petani yang sedang kelelahan atau turis yang sedang sakit. Tak peduli dia adalah seorang anak yang tidak memakai sepatu atau seorang ibu yang sedang murung memikirkan berasnya. Engkau harus menularkan kebahagiaanmu itu kepada mereka semua, jadikan mereka semua bunga segar dengan wajah senyum merekah.

Anakku, disetiap desa yang engkau lalui, para penduduk desa akan memperlakukan dirimu bagaikan sanak keluarganya sendiri, mereka akan memberimu air yang manis, mengisi tasmu penuh dengan bekal makanan.

Berikan kebahagiaanmu itu kepada mereka, ingatlah, kebahagiaan adalah kebaikan, dia bisa membuat dirimu hidup dalam hati orang-orang itu selama bertahun-tahun.

Jangan berhenti terlalu lama demi sekuntum bunga

Anakku,dalam perjalanan yang engkau tempuh, engkau akan menjumpai banyak sekali bunga-bunga segar yang belum pernah engkau jumpai dipinggir jalan. Bunga-bunga itu berjaga di pinggir sungai, bernyanyi dan menari tertiup oleh angin lalu.

Anakku, jangan mengabaikan mereka, jangan pernah membiarkan mata kita mengabaikan dan melewatkan suatu keindahan. Engkau harus menikmati gerak tubuh dan suara nyanyiannya, engkau harus merasakan keindahan hidup ini melalui kehadiran mereka. Tidak peduli seberapa jauhnya perjalananmu, tidak peduli betapa sulit dan bahayanya jalanan itu, engaku juga harus berkomunikasi dengan bunga-bunga itu, walaupun hanya menggunakan waktu-waktu saat sedang minum air atau mencuci muka.

Jangan mengabaikan bunga-bunga segar yang tumbuh penuh di pinggir jalan itu. Tetapi ayah beritahukan kepadamu, ketika engkau sedang terbenam dalam keharuman bunga, jangan lupa bergegaslah untuk melanjutkan perjalananmu, jangan berhenti terlalu lama demi sekuntum bunga.

Anakku, hanyalah seorang yang kebetulan lewat di sana. Tujuanmu yang sesungguhnya adalah mengarah di depan sana, perjalananmu masih lama dan panjang. Sepasang matamu masih tetap bersemangat, engkau adalah milik suatu tempat yang nan jauh di sana, tempatmu bukanlah di sini.


Memberikan hadiah kepada orang yang pernah membantu kita



Anakku, Asalkan dalam tubuhmu mengalir darah panas yang menggelora, asalkan engkau mengacungkan obor yang berada di tangan mengusir binatang-binatang buas, cepat atau lambat engkau pasti tiba ditempat yang ingin engkau tuju. Tempat itu adalah suatu tempat yang jauh, itu adalah sebuah desa kebahagiaan.

Ketika engkau berkemas-kemas akan pulang, ayah harus memberitahu dirimu, jangan lupa menyediakan hadiah bagi orang-orang yang pernah membantu dirimu.

Engkau harus ingat dalam perjalananmu, kau pernah minum air yang disuguhkan oleh orang lain.
Engkau pernah makan makanan yang diantarkan oleh orang lain.
Engkau pernah mendengarkan suara nyanyian dari seorang gadis atapun alunan seruling dari seorang pemuda.
Engkau pernah menanyakan jalan pada seorang anak kecil. Engkau pernah melewatkan malam yang sangat pekat dan panjang di dalam rumah kecil milik seorang pemburu.

Anakku, harus mengingat mereka, mengingat raut wajah dan suara mereka. Sebelum engkau kembali, engkau harus menyiapkan hadiah bagi mereka.

Engkau bungkus dengan teliti dan baik beberapa potong kain sutera, beberapa biji batu yang indah. Engkau harus menyediakan bunga segar untuk gadis itu, engkau harus menyiapkan tembakau bagi orang yang tua, engkau mengingat anaik-anak kecil yang jenaka itu, hadiah untuk mereka adalah yang paling mudah tetapi juga yang paling sulit didapat.

Hadiah-hadiah berikut ini sudah lebih dari cukup bagi mereka. Ceritakan pemandangan yang pernah engkau lihat dalam perjalanan, ceritakan cerita yang pernah engkau dengar, juga sampaikan ke mereka pikiran, perasaan dan pengalaman, ceritakan semuanya kepada mereka di pinggir api unggun.

Memberitahukan kepada mereka yang kekurangan air, tempat dimana mereka dapat memperoleh air itu.
Memberitahukan kepada mereka yang sakit, tumbuhan apa yang bisa menyembuhkan penyakit.
Beritahukanlah pengalaman perjalananmu ini kepada mereka, beritahukanlah kepada mereka jalan terjal yang berada di depan sana.

Semuanya ini merupakan hadiah yang terbaik.


Anakku, jangan lupa menyediakan hadiah bagi mereka yang pernah membantu kita, hanya dengan demikian, perjalanan jauhmu baru bisa dikatakan tidaklah sia-sia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar