Pada bulan-bulan yang gersang, sulit bagi se ekor burung gagak untuk menemukan makanan.
Dengan perut yang sangat lapar, seekor burung gagak nekat mengambil sepotong roti yang tersisa di dapur sebuah rumah.
Gagak tersebut menggigit erat roti lalu terbang tinggi sebelum dilempari batu karena telah mencuri roti.
Sang Gagak berhenti di sebuah dahan pohon dan bermaksud menikmati roti tersebut di sana.
Tanpa diketahui oleh gagak, ada seekor musang ternyata melihat roti yang belum dimakan oleh sang gagak.
Musang tersebut juga kelaparan dan merancang ide licik untuk mengambil roti tersebut.
"Hai, bung gagak.." ujar musang bermanis-manis kata.
"Apa yang bisa aku berikan padamu agar kau mau memberikan roti tersebut padaku?" Sang gagak mulai merasa ada hal yang aneh, dia berpikir kalau sang musang pasti hendak mengambil roti miliknya.
Gagak menggigit rotinya lebih erat. Musang tak kehabisan akal, "Hai sobat, apa kabar?"
Gagak tetap diam karena sedang menggigit rotinya. "Aku dengar.. Gagak adalah burung yang sangat menawan, dan baik hati," ujar musang dengan nada yang bersahabat dan meyakinkan.
"Aku juga sering mendengar bahwa gagak memiliki suara yang paling merdu dibandingkan burung-burung yang lain di seantero jagat.
Aku ingin sekali mendengar nyanyian merdumu, sobat!" Sang gagak merasa tersanjung dengan pujian tersebut.
Dia berpikir bahwa si musang ternyata memiliki kemampuan untuk melihat kecantikan yang sesungguhnya saat banyak yang menghina suara jelek para gagak.
Tanpa pikir panjang, gagak membuka paruhnya dan mulai bernyanyi.
Roti yang digigit erat pun jatuh ke bawah dan dengan sigap musang menangkap roti kemudian kabur.
Sang gagak akhirnya menyadari kesalahannya dengan memercayai kata-kata musang.
Mulai saat itu dia mendapat pelajaran bahwa terlalu cepat tersanjung adalah hal yang patut diwaspadai.
Ch@™
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar